Sabtu, 07 Maret 2015

Solar Flare

Jilatan api matahari (solar flare) adalah lontaran massa dari permukaan matahari yang disebabkan oleh rekoneksi spontan garis medan magnet.
Jilatan api matahari begitu dahsyat sehingga mampu membakar seluruh benua jika bumi berada dekat dengannya.Fenomena ini menimbulkan bahaya bagi astronot karena partikel energik yang dilepaskan bisa terlempar hingga jarak jauh serta memiliki energi tinggi.

 

Seperti beberapa peristiwa astronomi energik lainnya, jilatan api matahari melepaskan sejumlah besar energi di seluruh spektrum elektromagnetik, dari gelombang terpanjang (gelombang radio) hingga panjang gelombang terpendek (sinar gamma).
Jilatan api matahari cenderung terjadi di daerah aktif di seluruh bintik matahari (sunspots), dan frekuensi terjadinya sesuai dengan intensitas bintik matahari, berkisar antara seminggu sekali hingga beberapa kali per hari.
Peristiwa ini bisa berdampak besar hingga cukup kuat untuk mengganggu sementara radio komunikasi jarak jauh di bumi.
Peristiwa rekoneksi magnetik yang memberi kekuatan pada jilatan api matahari terjadi pada rentang waktu menit hingga puluhan menit.
Jilatan api matahari terkait dengan coronal mass ejections, jenis lain dari fenomena bintang (termasuk matahari) dimana sejumlah besar atmosfer matahari dilepaskan ke luar angkasa dengan kecepatan tinggi.


Dalam jilatan api matahari, elektron, proton, dan ion berat dipercepat hingga mendekati kecepatan cahaya.
Bagi astronot yang sedang berada diluar atmosfer bumi dan tidak memakai perlindungan memadai, hal ini berarti akan berakibat kematian seketika.
Oleh karena itu, jilatan api matahari menjadi salah satu perhatian para ilmuwan untuk dapat memprediksinya secara lebih akurat.
Jilatan api matahari pertama diamati pada tahun 1856 sebagai jilatan terang di tepi bintik matahari.
Relatif dengan ukuran matahari, jilatan api matahari terlihat cukup kecil, tetapi relatif terhadap bumi dan planet-planet lainnya, ukuran jilatan api matahari menjadi signifikan.
Partikel energik yang dilepaskan oleh jilatan api matahari berkontribusi pada terjadinya aurora borealis dan aurora australis.
Jilatan api matahari menyebabkan pelepasan gelombang besar partikel yang dikenal sebagai badai proton yang berbahaya bagi astronot.
Beberapa dekade yang lalu, diyakini bahwa badai proton hanya memiliki kecepatan sekitar 8% kecepatan cahaya, sehingga secara teoritis memberikan kesempatan astronot selama dua jam untuk mencari perlindungan.
Namun pada tahun 2005, badai proton diamati mencapai bumi hanya sekitar 15 menit setelah pengamatan awal, menunjukkan kecepatan kira-kira sepertiga kecepatan cahaya.
Hal ini tentu saja meningkatkan risiko jilatan api matahari pada astronot dan memberikan tantangan desain pada insinyur saat merancang pesawat ruang angkasa jarak jauh, seperti yang hendak digunakan untuk melakukan perjalanan ke Mars.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar