Minggu, 08 Maret 2015

Keracunan Air a.k.a Hiponatremia


Minum air dalam jumlah cukup sangat penting agar tubuh tetap sehat. Tubuh manusia memiliki mekanisme untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
Ginjal adalah organ yang terutama bertanggung jawab menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit seperti kalsium, magnesium, kalium, natrium, dll.
Natrium memainkan peran penting mengatur keseimbangan cairan. Keracunan air, yang secara medis disebut hiponatremia (dilutional hyponatremia) merupakan suatu kondisi dimana konsentrasi natrium dalam darah menjadi rendah karena konsumsi air berlebihan.
Minum air dalam jumlah besar setelah beraktivitas fisik berat (maraton, triathlon, atau olahraga yang menyebabkan hilangnya natrium akibat keringat berlebihan) dapat membuat seseorang rentan terhadap keracunan air.
Ketika konsentrasi natrium dalam darah turun di bawah 135 milimol per liter, tingkat garam dalam darah menjadi rendah.
Dalam keadaan seperti itu, air mulai merembes ke dalam sel yang berpotensi menyebabkan kerusakan parah pada sel.

Penyebab

✶ Penyebab paling jelas dari keracunan air adalah minum air dalam jumlah sangat besar.
✶ Minum terlalu banyak air dalam waktu singkat juga dapat menjadi penyebab.
✶ Penggunaan diuretik bisa membuat seseorang rentan terhadap keracunan air.
✶ Berpartisipasi dalm kompetisi minum air atau jus membuat Anda menelan sejumlah besar air sehingga menciptakan ketidakseimbangan tingkat natrium.
✶ Penyebab lain keracunan air adalah hipotiroidisme, muntah atau diare, dehidrasi, dll.
✶ Sirosis hati, gagal ginjal, dan gagal jantung bisa membuat seseorang rentan terhadap keracunan air.

Gejala

✶ Gejala paling umum dari keracunan air adalah mual. Seseorang akan merasa ingin muntah karena perutnya tidak mampu menahan jumlah air berlebihan.
✶ Bicara melantur, kelemahan, kelelahan, gelisah, dll, mungkin juga dialami oleh individu yang terkena.
✶ Asupan air berlebihan dapat menyebabkan kembung.
✶ Pada kasus yang parah di mana otak terpengaruh, seseorang dapat mengalami disorientasi dan kebingungan.
✶ Kram otot dapat pula dialami, yang terutama terjadi pada atlet.
✶ Kejang, koma, gangguan pernapasan, pembengkakan otak, dan bahkan kematian dapat terjadi dalam kasus yang ekstrim.

Gejala pada Bayi

✶ Perubahan status mental anak yang ditandai dengan mengantuk yang tidak biasa, tidak perhatian, dan mudah rewel.
✶ Gejala lain yang menonjol adalah pembengkakan pada wajah.
✶ Pandangan mungkin menjadi kabur serta bayi mengalami kram otot, berkedut, pernapasan tidak teratur, dll.
✶ Mungkin terjadi sedikit penurunan suhu tubuh bayi.
✶ Dalam kasus anak kecil, gejala umum yang terlihat termasuk kelelahan, sakit kepala, dan kebingungan.

Pilihan Pengobatan

Saat seseorang mengalami gejala keracunan air, pertolongan medis harus segera dilakukan.
Di rumah sakit, antagonis reseptor vasopressin mungkin diresepkan untuk mengobati keracunan air.
Reseptor vasopressin adalah salah satu reseptor permukaan sel yang memainkan peran fisiologis penting dalam proses retensi air.
Namun, jika melihat tanda-tanda awal keracunan air, Anda dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah kondisi ini menjadi lebih buruk. Langkah-langkah yang bisa dilakukan termasuk:
✶ Membatasi asupan air atau cairan.
✶ Mengkonsumsi beberapa jenis makanan asin seperti jus tomat, pretzel, keju, acar, dan sup ayam.
✶ Ambil obat diuretik untuk meningkatkan frekuensi buang air kecil, dan dengan demikian membantu membilas kelebihan air dari tubuh.
✶ Hindari mengkonsumsi analgesik atau obat-obatan seperti ibuprofen dan aspirin.
✶ Bayi mendapatkan air yang cukup dari ASI atau susu formula. Sampai usia tertentu, memberikan air putih untuk bayi tidak diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar