Minggu, 08 Maret 2015

Es selalu mengapung

Banyak dari kita mengamati bahwa es mengapung di air, suatu hal yang tampaknya bertentangan dengan akal sehat.
Kita cenderung menyangka bahwa benda padat akan tenggelam ketika diletakkan di dalam air.
Namun hal ini tidak berlaku untuk es. Meskipun berbentuk padat, es memiliki kepadatan lebih kecil dibanding air.
Es yang mengapung merupakan demonstrasi dari prinsip ilmiah daya apung (buoyancy).
Saat suatu objek diletakkan diatas air, terdapat gaya keatas yang mendorong bagian bawah (dasar) objek tersebut.
Ketika objek memiliki luas permukaan dan kepadatan zat tertentu, alih-alih tenggelam, objek tersebut akan mengapung.
Dalam kebanyakan kasus, semakin dingin cairan, maka akan semakin padat cairan tersebut.
Namun hal ini tidak terjadi dengan air. Air mencapai kepadatan maksimum saat masih berada di atas titik beku.
Saat membeku, molekul air mengatur diri mereka menjadi sebuah matriks, sehingga menciptakan ruang antara molekul yang tidak ada sebelumnya.
Akibatnya, es memiliki kepadatan sekitar 9% kurang dari kepadatan air sehingga membuatnya mengapung dalam air.
Namun, Anda mungkin juga memperhatikan bahwa es di daerah kutub, misalnya, tidak semua bagiannya mengapung, melainkan ada yang terendam air.
Dalam kasus tersebut berat (bobot) menyebabkan sebagian es terendam. Sebagian badan es yang lain tetap mengapung karena berat jenis es yang memang lebih ringan dari air ditambah dengan luas permukaan yang besar.
Fakta bahwa es mengapung adalah sesuatu yang menguntungkan bagi kehidupan.
Jika es tenggelam, lautan, danau, dan sungai perlahan-lahan akan membeku dari bawah ke atas sehingga membuat mati sebagian besar organisme.
Sebaliknya, saat es mengapung, hanya bagian permukaan air saja yang membeku sedang bagian bawah air tetap cair.
Es yang mengapung juga lebih mudah mencair saat pergantian musim, kecuali di daerah kutub yang memiliki lapisan es abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar