Minggu, 08 Maret 2015

Music Corner : Empat Musim (Vivaldi)

Empat Musim (atau Le quattro stagioni dalam bahasa Italia) adalah set dari 4 konserto violin dari Antonio Vivaldi. Dibuat tahun 1723, Empat Musim adalah karya Vivaldi yang paling terkenal, dan menjadi salah satu karya musik barok yang paling disukai.

 

Konserto ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1725 dalam set Op. 8, berjudul Il cimento dell'armonia e dell'inventione (Kontes Harmoni dan Penemuan). Keempat konserto pertama kali didesain sebagai Le quattro stagioni, dari nama-nama musim. Setiap satu dari konserto terbagi dalam 3 bagian, dengan alunan lambat antara yang lebih cepat. Pada saat penulisannya, bentuk solo modern dari konserto ini belum dibuat (khususnya untuk instrumen solo dan orkestra penyerta. Aransemen asli Vivaldi untuk violin solo dengan kuartet string dan basso continuo ikut membantu menjelaskan bentuknya.
  • Konserto No. 1 pada E major, Op. 8, RV 269, "La primavera" (Musim Semi)
    1. Allegro
    2. Largo
    3. Allegro Pastorale
  • Concerto No. 2 pada G minor, Op. 8, RV 315, "L'estate" (Musim Panas)
    1. Allegro non molto
    2. Adagio e piano - Presto e forte
    3. Presto
  • Concerto No. 3 pada F major, Op. 8, RV 293, "L'autunno" (Musim Gugur)
    1. Allegro
    2. Adagio molto
    3. Allegro
  • Concerto No. 4 pada F minor, Op. 8, RV 297, "L'inverno" (Musim Dingin)
    1. Allegro non molto
    2. Largo
    3. Allegro
"Empat Musim" merupakan salah satu karya Vivaldi yang paling terkenal. Karya ini dipublikasikan untuk pertama kalinya pada tahun 1725 dalam satu rangkaian dari dua belas konserto yang diberi judul Il cimento dell'armonia e dell'inventione (Ujian Harmoni dan Penemuan). "Musim Semi" merupakan konserto favorit Raja Louis XV.
Di dalam permainan musik pada masing-masing konserto ini terdapat perbedaan pada perubahan tempo cepat-lambat-cepat yang sangat indah.
Melengkapi masing-masing irama, Vivaldi menulis rangkaian soneta untuk menyertai irama Empat Musim. Istimewanya, rangkaian soneta ini digambarkan dengan sangat luar biasa dalam komposisi musik tersebut. Aaron Green menyebutkan bahwa mendengarkan komposisi The Four Seasons sembari membaca soneta-soneta tersebut akan memberikan pengalaman yang sangat unik.
Tekstur musik dari setiap konserto sangat beragam, yang mana mewakili setiap musim. Contonhya pada "musim dingin" bagian awal, diberikan sntuhan suara gesekan string yang tinggi yang melambangkan suara hujan es, sementara "musim panas" dibumbui dengan suara yang melambangkan hujan petir pada bagian final.
Empat konserto ini juga ditulis dengan empat sonetanya. Walau tidak diketahui siapa sebenarnya yang menulisnya, namun ada yang menyebutkan bahwa soneta tersebut ditulis Vivaldi sendiri. Soneta-soneta tersebut dinyanyikan dalam bahasa Italia.
Berikut terjemahan soneta yang dimaksud.





Musim Semi - Konserto pada E Mayor

Allegro[7]
Musim semi menjelang.
Burung-burung menyambut kedatangannya dengan senandung suka cita
dan angin sepoi lembut membelai aliran sungai yang gemericik.
Badai guntur, pertanda musim semi, meraung, menghamparkan selimut gelapnya menutupi langit.
Lalu mereda, burung-burung mengalunkan lagu syahdunya sekali lagi.
Largo[8]
Di hamparan padang bunga, ranting-ranting daun bergemerisik di atas kepala.
Sang penggembala kambing terlelap, anjingnya yang setia di sampingnya.
Allegro
Dipandu suara riuh dari alat musik tradisional bagpipe, para peri, dan penggembala
dengan gemulai berdansa di bawah kanopi musim semi yang bersinar

Musim Panas - Konserto pada g minor

Allegro non molto
Di bawah terik sang surya yang menyengat tanpa henti
insan dan kawan kepayahan karena kepanasan
pohon-pohon cemara terbakar oleh teriknya
Terdengar suara burung hantu, diikuti alunan senandung merdu perkutut dan
kutilang.
Angin sepoi mengusik udara ..., namun ancaman angin utara tiba-tiba berhembus
dan menyapu mereka
Sang gembala gemetar, gentar akan badai dahsyat dan apa pun yang akan
menghadang.
Adagio[9] e-piano -- Presto e forte
Dahannya kini bangun dari lelapnya karena takut akan kilatan halilintar dan raungan
guntur, serangga kecil dan lalat berdengung riuh di sekitar.
Presto[10]
Aduh, ketakutan terbesarnya menjadi kenyataan, tatkala langit meraung dan hujan
bongkahan es menghantam ladang jagung yang berdiri dengan megahnya.

Musim Gugur - Konserto pada F Mayor

Allegro
Petani bernyanyi dan menari merayakan panen yang berhasil dituai.
Piala Bacchus menuangkan (anggur) dengan lepas, banyak yang mendapatkan kelegaan dalam tidur nyenyaknya.
Adagio molto
Nyanyian dan tarian berlalu
saat angin sejuk berhembus di udara
mengajak semua makhluk untuk tidur
tanpa beban apa pun.
Allegro
Para pemburu muncul saat fajar
siap untuk perburuan
bersama nafiri, anjing, dan teriakan
Buruan mereka lari saat dikejar
Ketakutan dan terluka, si mangsa meronta dan berjuang,
namun mati karena ketakutan yang ditanggungnya.

Musim Dingin - Konserto pada f minor

Allegro non molto
Menggigil, kebekuan yang menggigit menyeruak di antara lapisan salju, angin yang
menusuk, berhembus kian kemari memaku kaki dingin seorang manusia,
gigi-gigi bergemeletuk di tengah kebekuan yang semakin terasa.
Largo
Beristirahat dengan nyaman di samping perapian, sementara di luar insan lain
basah kuyup di bawah guyuran hujan.
Allegro
Kami menyusuri setapak berlapis es dengan perlahan dan hati-hati, takut tergelincir
dan jatuh.
Lalu berbalik mendadak, terpeleset, jatuh, dan bangkit, mempercepat langkah
menyeberangi lapisan es, khawatir kalau-kalau es terbelah.
Terasa angin utara yang dingin berhembus ke dalam rumah lewat pintu-pintu yang
tak dikunci dan digerendel ...
inilah musim dingin yang membawa keceriaannya tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar