Sabtu, 17 Januari 2015

Penyakit Ginjal



Macam-macam Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal merupakan penyakit pada sistem ekskresi manusia yang paling sering ditemukan di masyarakat. Merujuk data dari PERNEFRI (Perhimpunan Nefrologi Indonesia), 8,6% dari penduduk Indonesia menderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Penyakit Ginjal dapat bermanifestasi dalam 2 bentuk yaitu Penyakit Ginjal Kronik, dan Gangguan Ginjal Akut atau Acute Kidney Injury (AKI).

Dikatakan penyakit ginjal kronik bila ditemukan adanya gangguan struktur ginjal (kidney damage) atau Laju Filtrasi Glomerulus (kecepatan proses penyaringan darah oleh ginjal) kurang dari 60 mL/menit selama lebih dari 3 bulan. Gangguan struktur ginjal dinyatakan dengan adanya sel darah merah (sedimen eritrosit) dalam urin atau protein dalam urin atau terlihat kelainan ginjal melalui pemeriksaan USG atau CT-Scan yang menetap lebih dari 3 bulan.


Filtrasi Glomerulus atau eGFR (estimated Glomerular Filtration Rate) dapat dihitung dari kadar kreatinin darah dan umur pasien dengan menggunakan rumus. Saat ini data eGFR sudah tercantum dalam laporan hasil pemeriksaan laboratorium darah dari beberapa laboratorium di Indonesia, termasuk di laboratorium klinik Prodia.


Dikatakan AKI bila dalam waktu 48 jam terjadi peningkatan kadar kreatinin darah ≥ 0,3 mg/dL dibandingkan dengan kadar kreatinin sebelumnya atau peningkatan kadar kreatinin darah ≥ 50% atau volume urin kurang dari 0,5 mL/kg berat badan per jam (bila berat badan 60 kg, volume urin kurang dari 30 mL per jam) dalam waktu lebih dari 6 jam.

Penyakit Ginjal Kronik
Perjalanan penyakit ginjal kronik, dibagi dalam 5 stadium yaitu Stadium-I bila eGFR lebih dari 90 mL/menit; Stadium-II bila eGFR antara 60-90 mL/menit; Stadium-III bila eGFR antara 30-60 mL/menit; Stadium-IV bila eGFR antara 15-30 mL/menit; Stadium-V atau disebut juga Gagal Ginjal bila eGFR kurang dari 15 mL/menit dan pada stadium ini, pasien sudah diindikasikan untuk masuk dalam program dialisis (cuci darah) atau cangkok ginjal.

Pada PGK tidak ada istilah perbaikan fungsi ginjal, misalnya dari Stadium-III membaik menjadi Stadium-II, melainkan PGK ini akan berjalan terus mulai dari Stadium-I hingga Stadium-V. Tujuan pengobatan adalah berusaha untuk menahan laju perburukan penyakit ginjal kronik ini, antara lain dengan mengendalikan tekanan darah, atau mengendalikan gula darah, atau melakukan tindakan terhadap hal-hal yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal seperti menghilangkan batu ginjal, menghilangkan sumbatan aliran urine dari ginjal bila ada, menurunkan kadar protein dalam darah bila ada, atau tidak sembarangan mengonsumsi obat, atau mengatur makanan sesuai anjuran dokter spesialis
gizi.

Sebelum pengobatan, tentu saja perlu diketahui terlebih dahulu, apa yang menyebabkan PGK tersebut. Penyebab penyakit ginjal kronik yang sering ditemukan di Indonesia adalah Diabetes Melitus, Hipertensi, Batu Ginjal dan Saluran Kemih, Radang Saringan Ginjal (Glomerulonefritis), konsumsi obat penghilang rasa nyeri dalam jangka panjang khususnya obat golongan Anti Inflamasi Non-Steroid seperti piroksikam, asam mefenamat, ibuprofen dan lain-lain.
Acute Kidney Injury (AKI) atau Gangguan/ Penyakit Ginjal Akut
Penyebab AKI dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Praginjal
  2. Ginjal
  3. Pasca ginjal.
Penyebab praginjal antara lain berkurangnya volume cairan tubuh (hipovolemia) sebesar lebih dari 10% kali 24% Berat Badan yang tidak segera ditanggulangi (misalnya pada kasus-kasus perdarahan berat, muntah-berak (muntaber), kurang konsumsi air).

Praginjal dapat juga disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke ginjal misalnya pada kasus gagal jantung (kemampuan jantung memompa darah berkurang) pada penyakit jantung. Penyebab penyakit ginjal antara lain konsumsi obat-obat kedokteran atau obat tradisional yang bersifat mengganggu ginjal (toksik terhadap ginjal atau penyakit yang merusak saringan ginjal secara cepat atau dalam dunia kedokteran disebut sebagai Rapidly Progressive Glomerulonephritis (RPGN). Penyebab pasca ginjal antara lain adanya sumbatan aliran urin secara mendadak akibat batu di kedua saluran kemih (ureter).

Tindakan pengobatan yang dilakukan pada AKI adalah mengatasi dengan segera penyebab timbulnya AKI tersebut. Pada AKI, dalam keadaan tertentu misalnya ada hal-hal yang dapat mengganggu jiwa antara lain kelebihan kalium (hiperkalemia) atau kelebihan cairan tubuh (overload), dilakukan tindakan dialisis yang bersifat sementara.

Berbeda dengan penyakit ginjal kronis, fungsi ginjal pada AKI dapat kembali kepada keadaan fungsi ginjal sebelumnya bila penyebabnya segera diatasi. Bila sebelumnya fungsi ginjal adalah normal, dengan berhasilnya mengatasi penyebab AKI, maka fungsi ginjal akan kembali normal.

Sebagai kesimpulan,
Penyakit Ginjal dapat berupa penyakit ginjal kronik (PGK) dan dapat berupa gangguan ginjal akut (AKI). Pengobatan PGK adalah berusaha menahan perjalanan penyakit, sedang pengobatan AKI adalah segera mengatasi penyebab timbulnya AKI. Bila PGK sudah mencapai stadium-V, tindakan yang dilakukan adalah dialisis (cuci darah atau peritoneal dialisis = CAPD) selama hidup atau cangkok ginjal (transplantasi ginjal).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar