Piano Sonata No. 14 in C-sharp minor "Quasi una fantasia", Op. 27, No. 2 yang dikenal dengan judul
"Moonlight Sonata", adalah komposisi piano sonata oleh Ludwig van Beethoven. "Moonlight" adalah judul pemberian
German music critic and poet Ludwig Rellstab di
tahun 1832, 5 Tahun setelah Beethoven meninggal. Rellstab ingin
memberikan effect akan sinar bulan purnama yang terlihat di danau
Lucerne (Lake Lucerne).
Komposisi ini dibuat pada tahun 1801 sebagai wujud cintanya yang dalam kepada muridnya, Countess Giulietta Guicciardi.
Perbedaan derajat yang terjadi antara Giulietta, anak bangsawan dan
Beethoven, rakyat biasa yang mengakhiri hubungan mereka. Melalui
komposisi inilah, yang dibuat saat Beethoven sudah mulai beranjak tuli,
yang melukiskan seberapa dalamnya perasaan itu.
Sonata ini dibagi menjadi 3 movement :
1. Adagio sostenuto.
Dibuka
dengan octave not di bagian tangan kiri melawan triplet di tangan
kanan. Melody yang disebut Hector Berlioz "lamentation" ( ratapan ).
pergerakan melody yang tertulis pianissimo, atau sangat lembut, ini menggambarkan ratapan yang dalam dari seorang Beethoven dibalik kekerasan personality nya.
Jika
tilik kembali kehidupan Beethoven, ia lahir dari keluarga musician,
namun berbeda dengan Mozart yang lahir dengan kemampuan prodigy dan
berusia muda sudah mampu menjadi musician kerajaan dan bermain
harpsichord dengan mata tertutup dihadapan raja. Tekanan lingkunganpun
memaksanya untuk mencintai musik. Sang ayah, yang jg seorang peminum
berat, tidak pernah berhenti memaksanya untuk selalu belajar dan belajar
bermusik, bahkan sampai memukulnya berulang kali ( ini jg kemungkinan
menjadi sebab Ketulian yang dialami Beethoven di usia dewasa )
masa
kecilnya pun habis dengan paksaan dan tekanan dari ayah, dan
meninggalnya sang ibu. namun, kerja keras terlihat dengan talenta yang
luar biasa. Dia disebut "piano virtuoso" ( pianist yang hebat ) dan
terkenal sebagai komposer.
kembali
lagi ke movement pertama dari "moonlight sonata" yang terdengar begitu
Sentimental. kemungkinan besar, Beethoven mencoba menggambarkan segala
tekanan dan kesusahan yang ia hadapi dalam masa mudanya, juga dalam
kerapuhan dan kesedihannya karena tidak mampu mendapati Giulietta, terlebih lagi karena tuli yang mulai menggrogoti dirinya.
2. Allegreto
Movement kedua ini memberikan nuansa yang berbeda. Franz Liszt menggambarkannya sebagai "a flower between two chasms" ( bunga diantara dua jurang ). dengan Accents dengan sforzandos yang significant membuat melody dari movement kedua ini terkesan ceria.
Mungkin sang komposer mencoba menggambarkan keindahan rasa cinta yang dia alami selama menjadi guru dari Giuletta.
3. Presto Agitato
ini
adalah "Stormy Final" yang menjadi klimaks dari komposisi ini. Komposer
menuliskan banyak Arpeggios yang harus dimainkan dengan cepat dan
accent yang kuat, sehingga diperlukan permainan yang skillful dan
ekspresi yang matang.
Style inipun yang menginspirasikan Frédéric Chopin dalam karyanya Fantaisie-Impromptu. Charles Rosen menuliskan
"it is the most unbridled in its representation of emotion. Even today,
two hundred years later, its ferocity is astonishing." ( ini benar
benar merupakan emosi yang tidak terkendali. Sekarang, 200 tahun
kemudian, ini adalah keganasan yang menakjubkan)
Disinilah
Beethoven menampilkan dirinya yang sebenarnya. Kerasnya personality
yang ia miliki, emosi, amarah, ketidakadilan yang ia rasakan tertuang
dalam movement ketiga ini. mungkin ia benar-benar merasakan bahwa hidup yang dijalaninya tidaklah adil. Mungkin benar ia mampu menjadi terkenal, dan semua karyanya dipuja-puja,
namun tidak dengan kepuasan batin. Tekanan orang tua, ia pun harus
menghidupi adik adiknya ketika orang tuanya meninggal, kegagalan
cintanya, Cacat tuli yang ia rasakan menekan kehidupannya. Bahkan ketika
mendekati akhir hidupnya,ia memiliki hubungan yang tidak baik dengan
saudaranya juga orang-orang
disekelilingnya. Beethoven yang emosional, pemarah, sensitif, kritis
dan keras menjadi karakteristik yang sama dengan karya nya. Sering
kali Beethoven memberhentikan konser yang sedang ia conduct hanya
karena ia mendengar para tamu berbicara satu sama lain, lalu ia marah
dan meninggalkan panggung. emosi yang menggebu gebu dan tidak terkontrol
ini jg yang pada akhirnya menjadikan orang orang disekitarnya
menganggapnya memiliki sakit jiwa.
Beethoven tidak menikah. Ia hidup tua dengan keponakannya yang ia paksa juga untuk menjadi musician. Dan pada akhir hidupnya, Beethoven meninggal dengan banyaknya penyakit dalam dirinya. bukan hanya tuli, tapi juga gangguan hati dikarenakan banyaknya mengkonsumsi minum minuman keras. Bahkan tertulis juga bahwa penyebab kematian Beethoven adalah alcoholic cirrhosis, syphilis, infectious hepatitis, lead poisoning, sarcoidosis dan Whipple's disease .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar