Elektrolit kuat akan sepenuhnya terionisasi di dalam air dan memiliki jumlah kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif) yang sama.
Saat dimasukkan ke dalam air, elektrolit kuat seperti garam dapur, NaCl, akan larut dan menghasilkan ion Na+ dan ion Cl-.
Na+ mampu menerima elektron dari kutub negatif sumber listrik sementara Cl- akan mengangkut elektron ke kutub positif sehingga menciptakan sirkuit listrik.
Semakin banyak garam yang ditambahkan, maka tingkat konduktivitas akan semakin tinggi sampai mencapai titik jenuh.
Pada elektrolit lemah, pemisahan ion hanya terjadi sebagian kecil, biasanya kurang dari 10%.
Sebagian besar elektrolit lemah tetap berada dalam bentuk asalnya dan hanya sebagian kecil yang terlarut menjadi ion.
Selain itu, terdapat tabel Qsp atau konstanta ion yang menunjukkan tingkat ionisasi elektrolit.
Elektrolit lemah biasanya terdiri dari ikatan kovalen atau ikatan kimia di mana elektron digunakan bersama oleh dua atom.
Di lain sisi, elektrolit kuat akan memiliki minimal satu ikatan ion di mana elektron dari satu atom ditransfer ke yang lain untuk menghasilkan dua ion yang kemudian disatukan oleh gaya elektrostatik.
Secara umum, kebanyakan asam organik dan garamnya serta garam dari basa organik merupakan elektrolit lemah.
Substansi dengan kelarutan air yang rendah juga dapat diklasifikasikan sebagai elektrolit lemah. Meskipun secara teknis, bagaimanapun, kelarutan tidak sama dengan kekuatan elektrolit.
Selain elektrolit lemah dan kuat, terdapat pula non-elektrolit yang tidak larut menjadi ion sehingga tidak menghantarkan listrik sama sekali.
Kebanyakan zat organik, kecuali mengandung asam atau basa, adalah non-elektrolit.
Gula dan alkohol, misalnya, adalah senyawa organik tanpa asam atau basa sehingga tidak menghasilkan ion dalam larutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar