Biodiesel merujuk pada bahan bakar mesin diesel yang diperoleh dari lemak hewan dan tumbuhan. Dibandingkan dari hewan, mayoritas biodiesel diproduksi dari minyak nabati yang berasal dari berbagai jenis tumbuhan.
Tanaman yang populer digunakan dalam proses ini meliputi kedelai, kanola, biji kapas, kacang tanah, dan bunga matahari. Karena bisa diurai oleh lingkungan dan bebas polusi, biodiesel dianggap sebagai salah satu bahan bakar alternatif terbaik yang tersedia saat ini.
Pro dan Kontra Biodiesel
Sama seperti berbagai hal lainnya, biodiesel memiliki berbagai kelebihan sekaligus kekurangan.
Salah satu keuntungan terbesar biodiesel terdapat pada emisi rendah karbondioksida yang dihasilkannya sehingga mengurangi efek rumah kaca.
Namun, terdapat pula beberapa kekurangan yang membuat biodiesel masih memerlukan waktu untuk bisa digunakan dalam jumlah signifikan dibandingkan solar.
Kelebihan Biodiesel
Biodiesel merupakan substansi tidak beracun dan bisa diurai oleh lingkungan sehingga membuatnya menjadi salah satu alternatif bahan bakar diesel ramah lingkungan.
Sebuah studi di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa emisi karbon dioksida yang dikeluarkan biodiesel sekitar 75% lebih rendah dibandingkan yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil.
Bahan bakar ini tidak mengandung bahan kimia beracun seperti sulfur yang bertanggung jawab pada pencemaran lingkungan. Tidak adanya sulfur berarti mengurangi risiko terjadinya hujan asam.
Selain itu, mesin diesel modern umumnya tidak memerlukan modifikasi sebelum bisa menggunakan biodiesel sehingga lebih praktis dan meniadakan biaya up grading mesin.
Biodiesel dapat pula bertindak sebagai pelumas sehingga membuat mesin lebih awet dan tahan lama.
Negara-negara yang tergantung pada impor minyak bumi juga bisa melepas ketergantungan dengan memperbanyak produksi biodiesel di dalam negeri.
Kekurangan Biodiesel
Kandungan energi biodiesel 11 persen lebih rendah dari solar, yang berarti kemampuannya dalam menghasilkan tenaga lebih kecil dibandingkan bahan bakar fosil.
Kualitas oksidasi yang tidak terlalu baik membuat biodiesel memiliki masalah terkait dengan penyimpanan.
Bila disimpan dalam waktu lama, bahan bakar ini cenderung berubah menjadi seperti gel sehingga berpotensi menyumbat mesin.
Biodiesel juga bisa ditumbuhi mikroba yang dapat memicu masalah pada mesin.
Seiring peningkatan kebutuhan biodiesel, semakin banyak tanaman bahan baku yang harus ditanam untuk memenuhi permintaan.
Hal ini akan memicu dilema apakah tanaman pangan tertentu (jagung, kedelai) lebih diprioritaskan untuk dikonsumsi atau diolah menjadi biodiesel.
Permintaan yang semakin meningkat dikhawatirkan akan meningkatkan harga berbagai hasil pertanian yang menjadi bahan baku biodiesel.
Pembukaan lahan baru untuk mengatasi masalah ini bisa memicu masalah baru akibat pembukaan hutan serta menurunnya kualitas tanah akibat penanaman berlebihan (over farming).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar