Macao memiliki luas sekitar 29 km persegi dan berlokasi di lepas pantai Provinsi Guangdong serta memiliki garis pantai sepanjang Laut Cina Selatan.
Macao berasimilasi ke berbagai negara kota di Cina pada tahun 1000 SM. Ketika dinasti Qin berkuasa pada abad ke-2 SM, pulau ini dimasukkan dalam wilayah kekaisaran.
Selama periode tersebut, Macao sebagian besar dimanfaatkan sebagai titik perberhentian oleh pedagang, dengan sedikit, jika ada, pemukim permanen.
Pada abad ke-13, ketika Mongol menyerbu Cina, sejumlah besar pengungsi dari dinasti Song melarikan diri ke Macao.
Selama beberapa abad berikutnya, wilayah tersebut tumbuh perlahan dan menjadi pos perdagangan penting regional, tetapi tetap relatif kecil dan kurang berkembang.
Pada abad ke-16, Portugis tiba di Macao dan melihatnya sebagai lokasi yang baik untuk memperluas pengaruh perdagangan regional mereka.
Mereka menyewa Macao dari Cina, dengan Cina tetap sebagai pemilik tetapi Portugis berhak mengendalikan penuh pulau tersebut.
Macao lantas tumbuh menjadi titik perdagangan penting, khususnya dalam perdagangan antara Cina dan Jepang, yang difasilitasi oleh Portugis.
Pulau ini pernah diserang beberapa kali oleh Belanda di awal abad ke-17, namun berhasil dipatahkan dan berefek pada peningkatan sistem pertahanannya.
Ketika Jepang menutup diri terhadap Barat pada pertengahan abad ke-17, kondisi ekonomi Macao juga terus menderita.
Wilayah ini mengalami periode penurunan yang cepat dan mencapai titik nadir pada pertengahan abad ke-19 ketika Inggris mengakuisisi Hong Kong dan menjadi kekuatan perdagangan yang dominan di wilayah tersebut.
Pada tahun 1849, Portugis menyatakan Macao merdeka dari Cina dan berhenti membayar sewa.
Selama Perang Dunia II, Macao tetap menjadi pelabuhan netral dan untuk waktu yang singkat menikmati ledakan ekonomi, meskipun segera kembali ke kondisi semula.
Pada tahun 1974, terjadi Revolusi Bunga (Carnation Revolution) sehingga Portugis harus menyerahkan Macao.
Portugal segera melakukan negosiasi dengan Cina untuk mengatur transfer kekuasaan secara damai atas pulau tersebut.
Sebuah perjanjian akhirnya dicapai pada akhir tahun 1980-an, dan wilayah Macao memasuki masa transisi di mana masih dikelola oleh Portugal.
Akhirnya pada tahun 1999, kekuasaan sepenuhnya diserahkan ke Cina, dengan ketentuan bahwa Macao akan terus diperintah dengan cara yang sama untuk setidaknya 50 tahun ke depan, ketentuan yang mirip dengan transfer kekuasaan atas Hongkong dari Inggris.
Konsekuensinya, Macao kini menikmati status khusus serta memiliki otonomi atas berbagai urusan domestik dan ekonomi.
Dalam perkembangannya, Macao menjadi surga wisata, terutama bagi wisatawan Asia.
Wilayah ini memiliki sejumlah titik sejarah yang menarik, seperti patung dewi A-Ma yang terbuat dari batu giok putih setinggi 20 m, berbagai kapel & gereja Portugis, dan benteng dari abad 16 dan 17.
Tapi apa yang paling dikenal dari Macao saat ini adalah adanya banyak kasino dan tempat-tempat hiburan, yang membuat pulau ini mendapatkan reputasi sebagai Las Vegas dari Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar