A. Pengertian Kebudayaan
Koentjaraningrat
mengatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Pengertian
di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh tindakan manusia merupakan
kebudayaan karena memang sangat sedikit dari tindakan manusia dalam
rangka kehidupan bermasyarakat yang tidak diperoleh melalui belajar.
Beberapa tindakan manusia yang diperoleh dengan tanpa melalui belajar di
antaranya adalah beberapa tindakan yang bersifat naluri atau refleks,
beberapa tindakan akibat proses fisioplogi, atau beberapa tindakan yang
dilakukan dalam keadaan kalap (membabi buta).
Ditinjau dari segi peristilahan, kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yakni buddhayah
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal. Mengacu pada
istilah ini, maka kebudayaan dapat diartikan dengan hal-hal yang
bersangkutan dengan akal. Namun demikian, ada juga ahli lain yang
menganalisis bahwa kata budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk
budi-daya yang berarti daya dari budi. Atas dasar pemikiran ini, maka
antara budaya dengan kebudayaan mengandung pengertian yang berbeda.
Budaya merupakan daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa.
Sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa, dan karsa.
- Cipta
Cipta merupakan bagian dari jiwa manusia yang bersifat abstrak yang merupakan pusat dari intelegensi manusia. Cipta inilah yang akan menghasilkan aneka macam ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. - Rasa
Rasa merupakan bagian jiwa manusia yang bersifat abstrak yang merupakan pusat dari segala macam pertimbangan keras-lemah, baik-buruk, indah-tidak indah, dan lain sebagainya. Rasa inilah yang akan menghasilkan aneka macam sistem nilai, sistem norma, estetika, untuk selanjutnya berkembang menjadi adat istiadat. - Karsa
karsa merupakan bagian jiwa yang bersifat abstrak yang merupakan pusat dari segala macam kehendak dan nafsu. Kehendak sangat berfariasi dan jumlahnya sangat banyak. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia, biasanya juga akan semakin tinggi pula kehendak yang dimilikinya. Sementara, pada masyarakat yang masih terbelakang, biasanya tidak memiliki kehendak yang bermacam-macam.
Perlu dibedakan antara pengertian kebudayaan dengan pengertian peradaban. Peradaban yang dalam istilah Inggrisnya adalah civilization
biasanya dipakai untuk menyebut bagianbagian dan unsur-unsur dari
kebudayaan yang halus, maju, dan indah, seperti kesenian, ilmu
pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi
kenegaraan, dan sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk
menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu
pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan lain sebagainya.
B. Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut
Koentjaraningrat, kebudayaan terdiri dari tiga wujud, yaitu: (1) wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan dan sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai
suatu kompkleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat, dan (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
Wujud
yang pertama disebut juga dengan kebudayaan ideal karena merupakan
wujud yang bersifat abstrak karena terdapat di dalam kepala atau di
dalam pikiran manusia, tidak dapat diraba maupun dilukis. Namun
demikian, isi pikiran manusia tersebut dapat dituangkan dalam bentuk
karangan-karangan atau buku-buku hasil karya yang dapat disimpan di
perpustakaan, disk, koleksi microfilm, dan sebagainya. Alam pikiran
manusia merupakan suatu sistem yang saling berkaitan satu sama lain yang
dikenal dengan istilah sistem budaya atau cultural system. Istilah yang
tepat dalam bahasa Indonesianya adalah adat atau adat-istiadat.
Wujud yang kedua dikenal juga dengan istilah sistem sosial atau social system.
Sistem sosial merupakan suatu tindakan berpola dari manusia itu sendiri
yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia dalam berinteraksi dan
bergaul satu sama lain yang berlangsung dari waktu ke waktu. Sistem
sosial ini bersifat nyata sehingga dapat diamati dan dapat
didokumentasikan.
Wujud ketiga dari kebudayaan disebut juga dengan kebudayaan fisik (artifacts),
yakni seluruh hasil aktivitas, hasil perbuatan, dan hasil karya manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, wujud ketiga ini
merupakan wujud yang paling nyata yang dapat diamati dan dapat diraba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar