Teori-teori tentang Perkembangan Bumi
1.Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant
Dalam
teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan
di bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi
tidak rata.
Teori Kontrasi Pembentukan Bumi |
2.Teori Descartes dan Suess
Dalam
teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah
proses pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai
pegunungan,lipatan yang kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan
Suess ini disebut teori kontraksi.
3.Teori Geosinklin
Teori Geosinklin |
Teori ini
dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh
Dana pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya
endapan batuan sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang
seperti pada Pegunungan Himalaya, Alpina dan Andes.
Teori
geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi
mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara
ekstrim sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan
subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal
dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk
pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah
terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi
didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus
menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan.
Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.
Teori
ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas
vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah
tidak bisa dijelaskan dengan teori geosinklin. Pada intinya, golongan
ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya
vertikal. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya
utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.
4.HIPOTESA PENGAPUNGAN BENUA(CONTINENTAL DRIFT)
Condinental Drift |
Tahun
1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan
konsep Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of
Continents and Oceans. Hipotesa utamanya adalah satu “super continent”
yang disebut Pangaea (artinya semua daratan) yang dikelilingi oleh
Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya, hipotesa ini mengatakan 200
juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil.
Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat
ini. Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua
super kontinen , yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan
pangea selatan yang disebut juga Gondwanaland.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar