Jumat, 28 November 2014

Kisah si Sapi Betina (Mengungkap Misteri Terbunuhnya Lelaki Bani Israil)



Kisah si Sapi Betina (Mengungkap Misteri Terbunuhnya Lelaki Bani Israil)


Pada zaman Nabi Musa ‘Alaihissalam, hiduplah seorang lelaki yang berasal dari Bani Israil, seorang konglomerat yang kekayaanya sungguh sangat luar biasa. Dia memiliki harta berlimpah. Apa saja dia miliki--rumah yang megah bak istana raja, kendaraan berlapis emas,  pakaian yang dia kenakan semua berbahan sutra termasuk berbagai perhiasan dari permata, emas dan perak--, kecuali keturunan.  Sebab, sampai akhir hayatnya dia belum juga memiliki seorang putra, sebagai pewaris kekayaannya yang berlimpah itu.

Meski memiliki kekayaan, ia merasakan hidupnya hampa. Sebab, dia tak bisa membagi kesenangan dengan anak-anaknya. Ia tinggal ditemani seorang keponakannya yang tamak dan suka berfoya-foya.

Pada suatu hari, masyarakat di sekitar tempat tinggalnya dibuat gempar karena mendapati lelaki saudagar itu telah terbujur menjadi mayat di dalam rumahnya. Tak ada seorangpun yang mengetahui apa penyebab kematiannya. Akan tetapi, warga yang menemukan mayatnya curiga, karena ada bekas pukulan benda keras dan sayatan benda tajam di tubuh lelaki itu. Mereka yakin, lelaki itu telah dibunuh.

“Tapi siapa pembunuhnya dan apa motifnya,” tanya seorang warga kepada yang lainnya. Semuanya menggeleng, dengan seribu tanda tanya di balik kematian lelaki itu. Sementara sang keponakan juga tidak diketahui rimbanya.

Setelah warga berembuk, salah satu warga mengusulkan agar peristiwa tersebut dilaporkan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam, untuk meminta pendapatnya mengenai peristiwa pembunuhan itu.

Mereka pun akhirnya mendatangi Nabi Musa dengan pertanyaan yang sama, apa kira-kira penyebab kematian lelaki konglomerat itu? Jika dia dibunuh, kira-kira siapa gerangan yang tega membunuhnya dengan keji.

Terjadilah dialog sebagaimana diceritakan dalam Al Qur’an Surah al Baqarah (2: 67-73):

 “Apakah penyebab kematian saudagar itu?” tanya mereka dengan penuh harap.
 “Menurut wahyu yang aku terima, Allah SWT menyuruh kalian agar segera menyembelih seekor sapi betina,” jawab Nabi Musa, yang membuat warga Bani Israil itu keheranan. Sebab, jawaban itu semakin membuat mereka bingung.
“Kita tanya apa penyebab kematian lelaki itu, masa kita disuruh menyembelih sapi betina,” gumam salah seorang diantara mereka. “Ini kan aneh,” ujar yang lain menimpali. Karena masih penasaran mereka mempertanyakan hal yang sama kepada Nabi Musa.

 “Wahai Musa, kami hanya ingin tahu penyebab kematian konglomerat itu, mengapa kami disuruh menyembelih sapi betina?” tanya mereka dengan sengit. “Apa kamu menganggap kami ini bodoh?” ujar yang lain dengan nada gusar. “Kamu mengolok-olok kami ya?” sambung yang lain dengan nada geram.

 “Maaf, bukan itu yang saya maksud. Saya berlindung kepada Allah, agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh dan suka mengolok-olok,” ujar Musa menjelaskan.

 “Hmmmm....heran, tapi begini saja wahai Musa. Apakah kamu bisa menjelaskan, apa yang kamu maksud dengan sapi betina dan mengapa kami harus menyembelihnya?” ucap Bani Israil makin penasaran.

 “Berdasarkan wahyu dari Tuhanku, sapi betina yang aku maksud adalah sapi betina yang tidak berumur tua, tapi juga tidak terlalu muda. Ya, umur sapi betina itu di antara itu. Tua tidak, muda pun tidak,” tegas Musa seraya meminta mereka untuk secepatnya menyembelih sapi dimaksud jika ingin mengetahui jawaban siapa pelaku sebenarnya di balik tewasnya si konglomerat itu. Warga semakin penasaran. Soalnya, muncul saling curiga di antara mereka.

 “Tapi, apa warna sapi betinanya?” tanya mereka.
 “Menurut wahyu yang aku terima, sapi betina yang dimaksud adalah sapi berwarna kuning tua, yang menarik kalau orang melihatnya,” imbuh Musa lagi mengutif firman Allah yang baru diterimanya.

 “Waduh, kami semakin bingung. Sebenarnya sapi betina yang bagaimana sih yang dimaksud Tuhanmu,” tanya warga lagi.

 “Sapi betina yang belum pernah digunakan untuk membajak sawah, digunakan untuk pengairan, tidak cacat dan tidak pula memiliki belang,” jawab Musa dengan bijaksana, karena dia memahami bahwa warga dari suku bangsa Bani Israil memang suka mempersulit  hal-hal yang sebenarnya mudah dipahami.

 “Ooooooooohhh.....itu ya yang dimaksud sapi betina itu,” ucap warga ketus.

Akhirnya, mereka pun segera menyembelih sapi betina sesuai penjelasan Nabi Musa. Setelah itu, potongan sapi betina itu dipukulkan ke tubuh mayat lelaki konglomerat tadi sesuai petunjuk Nabi Musa. Dan, Subhanallah...., dengan ijin Allah SWT tubuh itu hidup kembali dan menjelaskan bahwa yang telah membunuhnya adalah keponakannya sendiri, dengan maksud menguasai seluruh harta kekayaannya.

Menurut riwayat, setelah menjelaskan siapa gerangan pelaku yang membunuh dirinya, lelaki tersebut kembali roboh dan meninggal untuk selamanya. Peristiwa menghidupkan kembali seseorang yang telah menjadi mayat, juga dikenal sebagai salah satu mukjizat Nabi Musa ‘alaihissalam.
Berdasarkan cerita ini, ada beberapa hikmah yang bisa dipetik, yaitu: Pertama, bahwa dengan segala kekuasaan-Nya, Allah SWT dapat menghidupkan dan mematikan makhluknya, kapanpun dan dimanapun. Kedua, kaum Bani Israil atau bangsa Israil seperti yang kita kenal sekarang, adalah suku bangsa yang suka mempersulit hal-hal yang sebenarnya gampang dipahami. Ketiga, bahwa tidak ada satupun rahasia hidup manusia yang tidak diketahui Allah, karena Allah SWT adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan, yang terakhir, adalah bahwa untuk menghindari perselisihan dan keributan dalam menyelesaikan suatu persoalan, hendaklah meminta pendapat kepada para pemuka agama, atau tokoh yang dipanuti di lingkungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar