a. Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah
di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di
bawah penjajahan Spanyol dan Saat itu Terjadi perang 80 tahun (1566-1648) antara Spanyol dan Belanda, yang dilatarbelakangi pemberontakan Belanda. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil
rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol.
Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan
Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
gambar: Perang 80 tahun yang membuat tertutupnya Lisabon untuk Belanda
Pada awalnya, tahun 1594, Barentz berusaha mencari daerah Timur (Asia) melalui
jalur lain yaitu ke Utara. Namun perjalanan Barentz terhenti karena air
laut membeku. Ia berhenti di sebuah pulau yang dikenal dengan nama Pulau
Novaya Zemlya, kemudian memutuskan untuk kembali tetapi meninggal dalam
perjalanan.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.
Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad
(1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya
diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang
di Banten. Akhirnya armada Belanda tiba di Banten pada tanggal 22 Juni 1596. Pada awalnya bangsa Belanda disambut baik di Banten.
Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian
diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan
perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar