Selasa, 03 Maret 2015

Soneta


Soneta adalah sajak yang terdiri dari 14 baris. Soneta berasal dari kata Sonneto dalam bahasa Italia, perubahan dari kata“sono” yang berarti bunyi atau suara. Jadi dapat disimpulkan bahwa Soneta adalah puisi atau sajak yang bersuara.

Syarat-syarat Soneta (dalam bentuknya yang asli) adalah sebagai berikut:

• Jumlah baris (larik) ada14 buah.
• Keempat belas baris terdiri atas 2 buah Quatrain dan 2 buah Terzina.
• Rumus pembagian baitnya adalah: 2 × 4 = 8 dan 2 × 3 = 6.
• Kedua buah Quatrain merupakan satu kesatuan yang disebut Stanza atau Oktav (2 x 4 = 8).
• Kedua buah Terzina merupakan satu kesatuan disebut Sextet (2 x 3 =6).
• Oktav berisi lukisan alam, jadi sifatnya objektif.
• Sextet berisi curahan, jawaban,atau kesimpulan sesuatu yang dilukiskan dalam oktav, jadi sifatnya subjektif.
• Peralihan dari Oktav ke Sektet disebut Volta.
• Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku kata.
Pola Persajakan asli Soneta adalah a-b-b-a,  a-b-b-a,  c-d-c,  d-c-d.


Di Indonesia, Soneta masuk dari Belanda dan diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi. Karena itulah, mereka berdua dianggap sebagai “Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”.


Contoh:


GEMBALA

Perasaansiapa ta’kan nyala (a)
Melihatanak berlagu dendang (b)
Seorangsaja di tengah padang (b)
Tiadaberbaju buka kepala (a)
       Beginilah nasib anak gembala (a)
       Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
       Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
       Pulang ke rumah di senja kala (a)
Jauhsedikit sesayup sampai (a)
Terdengarolehku bunyi serunai (a)
Melagukanalam nan molek permai (a)
       Wahai gembala di segara hijau (c)
       Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
       Maulah aku menurutkan dikau (c)

(Muhammad Yamin)



Lama kelamaan para pujangga tidak mengikuti syarat-syarat pola persajakan yang asli. Pembagian atas bait-bait, rumus, pola persajakan, serta hubungan isinya pun mengalami perubahan. Yang tetap dipatuhinya hanyalah jumlah baris yang berjumlah 14. Bahkan terkadang juga jumlah 14 baris dirasa tidak cukup oleh pengarang untuk mencurahkan angan-angannya. Itulah sebabnya lalu ditambah beberapa baris menurut kehendak pengarang. Tambahan dalam Soneta disebut Cauda yang berarti ekor.


Karena itu, kini kita jumpai beberapa kemungkinan bagan. Soneta Shakespeare misalnya,mempunyai bagan sendiri mengenai soneta-soneta gubahannya, yaitu:
Pembagian baitnya: 3 × 4 dan 1 × 2.(3 bait Quatrain dan 1 bait Distikon)
Pola persajakannya: a-b-a-b,  c-d-c-d,  e-f-e-fg-g.

Demikian pula pujangga lain,termasuk Para Penguntai pada Angkatan 14 dalam Aliran Puisi Baru mempunyai cara pembagian bait serta pola persajakan sendiri yang berbeda dari aslinya.

Karena Soneta terdiri dari Quatrain dan terzina, maka Soneta juga dapat digolongkan sebagai Sajak Komposit. Sehingga dalam Soneta dihalalkan menggunakan pola persajakan campuran yang dapat diterapkan secara acak antara bait yang satudengan bait yang lainnya.



Contoh:


ILUSI MIMPI BASI (Antologi “Reinkarnasi Sajak Vulgar”)

Siang hari memeras panas. (a)
Saat mentari berpacu waktu. (b)
Sebuah kecupan pun mengganas. (a)
Dari bibir yang bersatu. (b)
       Bintang-bintang patah semangat. (c)
       Saat bulan kembali purnama. (d)
       Dalam sebuah pelukan hangat. (c)
       Cumbu-cumbu pun menjelma. (d)
Jika memang itu bisa. (e)
Akan kunikmati semua rasa. (e)
Hingga peluh tanpa sisa. (e)
       Tapi kapan kurasakan ini. (f)
       Jika hanya sebuah ilusi. (f)
       Mimpi-mimpi basi. (f)

(Elank Tak Bersayap)



RINGKIH

Hokaido merimbun mata berembun (a)
Dipercik kilau barisan sakura kuning tua (b)
Tokyo menimbun selingkar lamun (a)
Ditilik gurau purnama bungsu rajab mulia (b)
       Tiba tiba pekat (c)
       Karangan sunyi berkarat (c)
       Pelepah rindu jua retak (d)
       Rupanya syaban kan bertapak (d)
Kutuang gula bukan bisa untuk mematahkan satu lengan neraca (e)
Menghidang atid dengan secawan koma (e)
Tunggang-langgang penanya tak berlaga (e)
       Ringkih, kubenamkan wajah di dada fuji (f)
       Berbalut nafas kopi dan sesiung doriyaki (f)
       Diliuri maghfirah jua ilhami lantas nasuha menjadi janji (f)

(May Filardha Munna)



SEKALI SAJA

Ramah senyum (a)
Di antara tatapnya yang masih ranum(a)
Bukan tanpa tujuan (b)
Karena tersimpul rasa keraguan (b)
       Pernah aku diam dalam sabar (c)
       Pernah aku kesal kemudian berkoar (c)
       Semua bukan karna benci (d)
       Tapi karna katamu yang tak pasti (d)
Hanya menunggu seucap saja (e)
Kau artikan sikapmu melalu rasa (e)
Jangan terus lari dalam dilema (e)
       Sekali saja (f)
       Ingin kubaca pesanmu untuk cinta (f)
       Yang begitu lama kunanti jawabnya (f)

(Tira Nafisya)



STATUS UNTUK HARI INI
                                  
Entah mengapa, dingin tak menyapaku (a)
Embunharusnya basahi hari (b)
Lalumembantaiku dengan beku (a)
Tapitak lagi memaksaku tuk bangkitkan diri (b)
       Perlahan kubangun dan atur langkahku (a)
       Kumulai buka jendela tuk memulai mimpi (b)
       Ternyata mentari telah jauh meninggalkanku (a)
       Membuatku malu untuk bermimpi (b)
Padahalsemangatku telah membaja (c)
Takingin lewati hari begitu saja(c)
Hinggakutemukan warna indah senja (c)
       Tapi biarlah hari ini aku kalah (d)
       Esok takkan kubiarkan lagi membuatkuterbelah (d)
       Sampai waktu benar-benar menyerah padakudan mengaku kalah. (d)

(Pena Tanpa Warna)



TRAGEDI CIPTATUHAN

Lalu lintas jadikan duka (a)
Saat kemudi tak digenggaman (b)
Remuklah bentuk si roda dua (a)
Lempar raga peluk jalan (b)
       Sengat surya merajalela (a)
       Hingga keringat membalut tubuh (c)
       Benturan dahsyat lumpuhkan indera (a)
       Tak kuasa tuk mengeluh (c)
Memang tragedi bagai mimpi (d)
Tak mampu menebak kapan terjadi (d)
Nan datang silih berganti. (d)
       Walau nyawa jadi taruhan (b)
       Namun insan tak bisa melawan (b)
       Kehendak-kehendak Tuhan. (b)

(Mutia Senja)



HUJAN

Hujan di pagi ini tak henti-henti (a)
Jemarinya lembut membelai bumi (a)
Iramanya mesra membuai telinga (b)
Lagunya meninabobokan segala (b)
       Hujan menebar kabar dari jauh (c)
       Tentang cinta tak pernah luruh (c)
       Kasihnya kepada semesta fana (b)
       Selalu datang pada waktunya (b)
Hujan mengalir nada sendu (d)
Bagai cerita duka segera berlalu (d)
Senyumnya tak lekang oleh waktu (d)
       Hujan menyeberangi pagi kelam (e)
       Membangkitkan kenangan silam (e)
       Terpatri di lorong hati terdalam. (e)

(Sukur Budiharjo)
  
Jadi intinya terlepas dari itu semua, karya Soneta Para Penguntai Angkatan 14 telah memenuhi syarat 14 baris (larik). Dengan pembagian 2 bait Quatrain dan 2 bait Terzina. Walaupun 2 bait Quatrain tersebut masih menggunakan Pola Campuran (Komposit). Tetapi harus tetap diingat. Soneta Transenden adalah Sajak 14 Seuntai yang menggunakan Rima Akhir Sempurna dan Pola Persajakan yang Tetap.

- Fungsi Soneta
Pada masa lahirnya, Soneta dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan curahan hati.
Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaan-perasaan yang lebih luas seperti :
1. Pernyataan rindu pada tanah air
2. Pergerakan kemajuan kebudayaan
3. Ilham sukma
4. Perasaan keagamaan

Faktor-faktor Soneta digemari oleh para Pujangga Baru antara lain :

1. Adanya penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang bersifat obyektif itu hampir sejalan dengan sampiran pada pantun.
Sedangkan sextet Soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun.
2. Baris-baris Soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan hati penyairnya.
3. Soneta dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau curahan hati penyairnya.

- Persamaan Soneta dan Pantun
Pantun dan Soneta sama-sama mempunyai sampiran atau pengantar dan isi atau kesimpulan.

- Perbedaan Soneta dan Pantun
a. Soneta puisi asli Italia, Pantun puisi asli Melayu
b. Satu bait Soneta terdiri terdiri dari 14 baris, satu bait Pantun terdiri atas 4 baris
c. Soneta berima bebas, pantun berima a-b-a-b

Tidak ada komentar:

Posting Komentar