Hukum mendel merupakan hukum hereditas
yang menjelaskan tetantang prinsip-prinsip penurunan sifat pada
organisme. Sebelum menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang belum
mengakui pendapat atau teori mendel tentang hereditas. Pada tahun 1865,
mendel menulis sebuah makalah berjudul “ experiment in Plant
Hybridization”. Makalah tersebut berisi hasil percobaan
persilangan-perdilangan tanaman serta hipotetsisi mendel tentang
pewarisan material genetic dari induk (tertua) kepada anaknya.
Berdasarkan percobaan mendel,tersebut lahirlah konsep genetika adanya
factor yang menentukan sifat organisme.
Konsep mendel belum dapat diterima oleh
para ahli biologi pada waktu itu hingga muncul penemuan kromosom secara
mikroskopik yang mendukung teori mendel.
Hukum Pewarisan Mendel
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum
mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor
Johann Mendel dalam karyanya ‘Percobaan mengenai Persilangan Tanaman’.
Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum PertamaMendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa
pada pembentukan gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alela itu akan
memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari alelanya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini adalah konsep mengenai alel.
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua betina.
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua
alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan. Alel resesif yang
tidak terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila
dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya
sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang
lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi
tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi.
Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang “factor keturunan”. Pada waktu itu Mendel belummenggunakan istilah “gen”.
- Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan ALELA.
- Satu dari pasangam alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya ada bersama-sama.
- Pada pembentukan “gamet” alela akan
memisah, setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut c dikenal
sebagai HUKUM PEMISAHAN MENDEL atau PRINSIP SEGREGASI SECARA BEBAS.
- INDIVIDU MURNI mempunyai dua alela yang
sama (homozigot), alel dominan diberi simbol huruf besar sedang alel
resesif huruf kecil.
- GENOTIP adalah komposisi faktor keturunan (tidak tampak secara fisik).
- FENOTIP adalah sifat yang tampak pada keturunan.
- Pada hibrida atau polihibrida berlaku PRINSIP BERPASANGAN SECARA BEBAS.
RATIO FENOTIP (F2) HIBRIDA NORMAL MENURUT MENDEL
Monohibrida 3: 1 (Hukum Dominasi penuh) n= 1, jumlah gamet = 2
Dihibrida 9: 3: 3: 1 n= 2, jumlah gamet = 4
Trihibrida 27: 9: 9: 9: 3: 3 : 3: 1 n= 3, jumlah gamet = 8
Polihibrida (3:1)n n= n, jumlah gamet = 2n
(n) = jenis sifat berbeda (hibridanya).
(n) = jenis sifat berbeda (hibridanya).
Intermediat 1 : 2 : 1 ——> sifat “SAMA DOMINAN”; percobaan pada bunga Antirrhinum majus.
Alel
Kromosom dalam sel tubuh biasanya
berpasangan. Sepasang kromosom merupakan homolog sesamanya. Artinya
mereka memiliki bentuk dan lokus gen yang sama. Sepasang gen yang
terdapat pada lokus yang sama pada kromosom yang homolog disebut ALEL.
Alel dapat memiliki fungsi sama, saling mendukung, ataupun berlawanan.
Contoh alel yang fungsinya sama adalah gen penentu warna merah pada
bunga (AA). Kedua pasangan gen (alel) tersebut membawa sifat yang sama,
yaitu merah (A). Karena fungsinya sama, maka disebut alel homozogot.
Contoh alel yang fungsinya tidak sama/berlawanan adalah gen penentu
warna merah muda (Aa). Kedua pasangan gen (alel) tersebut membawa sifat
yang tidak sama, yaitu ada yang membawa sifat merah (A) dan sifat putih
(a) sehingga timbul sifat intermedier. Karena fungsinya tidak sama, maka
disebut alel heterozogot.
Dari sudut pandang genetika klasik, alel
(dari bahasa Inggris allele) merupakan bentuk alternatif dari gen dalam
kaitan dengan ekspresi suatu sifat (fenotipe). Sebagai ilustrasi, suatu
lokus dapat ditempati gen yang mengatur warna kelopak bunga merah (alel
untuk bunga merah) dan juga alel untuk warna kelopak bunga putih (alel
untuk bunga putih). Pada individu, pasangan alel menentukan genotipe
dari individu yang bersangkutan.
Sejalan dengan perkembangan genetika, pengertian alel menjadi lebih
luas dan umum. Dalam arti modern, alel adalah berbagai ekspresi
alternatif dari gen atau seberkas DNA, tergantung tingkat ekspresi
genetik yang diamati.
Alel, versi yang kontras dari sebuah gen.
Gen untuk sebuah karakter khusus yang diwarisi, seperti warna bunga
pada kacang ercis terletak pada sebuah lokus atau posisi tertentu dalam
suatu keomosom tertentu pula. Alel-alel merupakan varien dari gen
tersebut. Mendel mengembangkan sebuah hipotetsis yang dapat kita rinci
kedalam 4 ide yang saling berhubungan. (kita akan mengganti beberapa
istilah mendel yang orisinil dengan istilah modern, contohnya, istilah
“gen” akan menggantikan istilah “factor yang dapat diturunkan”.
1. Versi alternative gen (alel-alel yang berbeda)
Menjelaskan terjadinya variasi pada
karakter yang diwarisi. Gen untuk warna bunga contohnya, hadir dalam dua
versi, satu untuk bunga ungu dan yang lain untuk bunga putih. Versi
alternative dari gen disebut alel.
2. Untuk setiap karakter, organisme mewarisi dua alel, satu dari masing-masing induk.
3. Jika kedua alel berbeda, maka salah
satunya, alel dominan, diekspresikan sepenuhnya dalam penampakan
organisme:alel satunya, alel resesif, tidak mempunyai efek yang jelas
pada penampakan organisme.
4. Kedua alel utnuk setiap karakter berpisah selama produksi gamet
Gen
Gen adalah unit pewarisan sifat bagi
organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA yang menyandi suatu
protein, polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi
organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi
tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat
dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali), sasaran
transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya.
Penggunaan “gen” dalam percakapan
sehari-hari (misalnya “gen cerdas” atau “gen warna rambut”) sering kali
dimaksudkan untuk alel: pilihan variasi yang tersedia oleh suatu gen.
Meskipun ekspresi alel dapat serupa, orang lebih sering menggunakan
istilah alel untuk ekspresi gen yang secara fenotipik berbeda. Gen
diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses
reproduksi, bersama-sama dengan DNA yang membawanya. Dengan demikian,
informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu
organisme dapat terjaga.
Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
- Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
Informasi yang terkode dalam bentuk
unit-unit herediter disebut gen. Gen adalah segmen-segmen DNA. Penurunan
sifat-sifat herediter memiliki basis molekuler yaitu replikasi persisi
dari DNA, dan menghasilkan salinan-salinan gen yang dapat diteruskan
dari orang tua ke keturunannya. Pada hewan dan tumbuhan , pengiriman gen
dari suatu generasi ke generasi selanjutnya ini dilakukan oleh sperma
dan ovum ( telur yang belum dibuahi ). Setelah sel sperma bersatu dengan
ovum ( sel telur tumggal ) maka gen dari kedua orang tuanya hadir di
dalam nucleus dari telur yang telah dibuahi tersebut. DNA dari suatu sel
eukariotik dibagi lagi menjadi kromosom di dalam nukleous tersebut.
Setiap spesies yang hidup mempunyai jumlah kromosom yang khas. Sebagai
contoh , manusia mempunyai 46 kromosom (terkecuali dalam sel
reproduktifnya ) . Setiap kromosom terdiri dari sebuah molekul DNA
tunggal yang panjang , yang tergulung secara rumit sehingga terikat
dengan berbagai jenis protein. Sebuah kromosom memiliki ratusan atau
ribuan gen , masing-masing merupakan bagian spesifik dari molekul DNA
tersebut. Lokasi spesif suatu gen disepanjang suatu kromosom disebut
lokus gen ( jamak , loci ) tersebut. Kelengkapan genetic kita terdiri
dari gen apa saja yang terdapat dalam kromosom yang diwaris oleh orang
tua kita.
Sejarah Gen
Gregor Mendel telah berspekulasi tentang
adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter di
dalam tubuh suatu individu yang dapat diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Ia menyebutnya ‘faktor’. Oleh Hugo de Vries, konsep
yang serupa ia namakan pangen (baca: “pan-gen”) pada buku karangannya
Intracellular Pangenesis (terbit 1889). Belum membaca tulisan Mendel, de
Vries mendefinisikan pangen sebagai “partikel terkecil yang mewakili
satu penciri terwariskan”. Wilhelm Johannsen lalu menyingkatnya sebagai
gen dua puluh tahun kemudian. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan
bahwa gen terletak di kromosom. Selanjutnya, terjadi ‘perlombaan’ seru
untuk menemukan substansi yang merupakan gen. Banyak penghargaan Nobel
yang kemudian jatuh pada peneliti yang terlibat dalam subjek ini.
Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan
diketahui hanya berada pada kromosom (1869), tetapi orang belum
menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Melalui penelitian Oswald Avery
terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta Alfred Hershey dan Martha
Chase (publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, barulah orang
mengetahui bahwa DNA adalah bahan genetik.
Pada tahun 1940an, George Beadle dan
Edward Tatum mengadakan percobaan dengan Neurospora crassa. Dari
percobaan tersebut, Beadle dan Tatum dapat menarik hipotesis bahwa gen
mengkode enzim, dan mereka menyimpulkan bahwa satu gen menyintesis satu
enzim (one gene-one enzyme theory). Beberapa puluh tahun kemudian,
ditemukan bahwa gen mengkode protein yang tidak hanya berfungsi sebagai
enzim saja, dan beberapa protein tersusun dari dua atau lebih
polipeptida. Dengan adanya penemuan-penemuan tersebut, pendapat Beadle
dan Tatum, one gene-one enzyme theory, telah dimodifikasi menjadi teori
satu gen-satu polipeptida (one gene-one polypetide theory).
Ekspresi gen
Proses penyeleksian mRNA.
Ekspresi gen adalah proses dimana
kode-kode informasi yang ada pada gen diubah menjadi protein-protein
yang beroperasi di dalam sel. Ekspresi gen terdiri dari dua tahap:
1. Transkripsi, proses pembuatan salinan RNA.
2. Translasi, proses sintesis polipeptida yang spesifik di dalam ribosom.
Proses transkripsi DNA menjadi mRNA dan
translasi mRNA menjadi sebuah polipeptida disebut dogma sentral (central
dogma). Dogma sentral berlaku pada prokariot dan eukariot. Namun, pada
eukariot ada tahap tambahan yang terjadi di antara transkripsi dan
translasi yang disebut tahap pre-mRNA. Tahap pre-mRNA adalah untuk
menyeleksi mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk ditranslasikan di
ribosom. Ekson merupakan mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk
ditranslasikan, sedangkan intron merupakan mRNA yang akan tetap berada
di dalam nukleus karena kemungkinan mRNA tersebut akan membentuk protein
yang tidak fungsional (tidak berguna) jika ditranslasikan. Intron
kemudian akan terurai kembali untuk membentuk rantai mRNA baru. Ketahui
pula bahwa beberapa kesalahan yang disebut mutasi dapat terjadi pada
proses ekspresi gen ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar