- Sabuk Kuiper (Kuiper belt) merupakan wilayah tata surya setelah orbit Neptunus.
- Wilayah sabuk Kuiper membentang dari sekitar 30 Satuan Astronomi (AU) atau 30 kali jarak bumi-matahari, hingga sekitar 50 AU.
- Sabuk Kuiper adalah tempat bagi ratusan orbit Kuiper belt objects (KBO) atau objek sabuk Kuiper. Salah satu KBO yang paling dikenal adalah planet katai Pluto.
- Charon, yang bisa dianggap sebagai bulan Pluto atau bagian dari sistem planet katai ganda dengan Pluto, juga termasuk KBO.
- Bulan Neptunus, Triton, diyakini dulunya adalah KBO yang kemudian terperangkap oleh gravitasi Neptunus.
- Astronom Frederick C. Leonard dan Kenneth E. Edgeworth adalah di antara ilmuwan pertama yang mengajukan hipotesis tentang keberadaan apa yang kemudian dikenal sebagai sabuk Kuiper, pada tahun 1930 dan 1943.
- Gerard Kuiper adalah ilmuwan yang kemudian mempopulerkan teori ini. Pada tahun 1951, Kuiper menyatakan bahwa komet periode pendek atau yang mengorbit matahari dalam waktu kurang dari 200 tahun, berasal dari wilayah sabuk Kuiper.Wilayah ini mendapatkan namanya seperti sekarang pada tahun 1992, ketika KBO pertama setelah Pluto dan Charon ditemukan.
- KBO memiliki ukuran dan bentuk beragam. Kebanyakan diyakini tersusun dari batu dan es dalam proporsi yang bervariasi. Pluto adalah KBO terbesar dengan diameter 2.320 km.
- Objek sabuk Kuiper diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar yaitu KBO klasik dan KBO resonansi.
- KBO klasik memiliki orbit yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh orbit planet Neptunus, sementara KBO resonansi memiliki orbit yang beresonansi dengan Neptunus.
- Hingga saat ini ditemukan bahwa sekitar tiga-perempat KBO termasuk dalam KBO klasik.
- KBO resonansi menempati rentang resonansi tertentu. Misal, resonansi 2:3 berarti KBO mengorbit dua kali untuk setiap tiga orbit Neptunus atau sekitar 39,4 AU. Sedangkan resonansi 1:2 berarti sekitar 47,7 AU.
- Kebanyakan KBO klasik menempati daerah antara dua resonansi tersebut.
- KBO resonansi 2:3 disebut plutinos sedangkan KBO resonansi 1:2 disebut twotinos.
- Perlu diingat bahwa terdapat pula KBO yang berada di luar kedua resonansi tersebut.
Sabtu, 31 Januari 2015
Fakta unik kuiper belt
komet
Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar
berbentuk lonjong atau Parabolis atau Hiperbolis. Komet berasal dari
bahasa Yunani, yang artinya rambut panjang. Komet terdiri dari kumpulan
debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari matahari. Ketika
mendekati matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk
kepala gas dan ekor. Komet juga mengelilingi matahari, sehingga termasuk
dalam sistem tata surya. Komet merupakan gas pijar dengan garis edar
yang berbeda-beda. Panjang komet dapat mencapai jutaan km. Beberapa
komet menempuh jarak lebih jauh di luar angkasa dari pada planet. Komet
membutuhkan ribuan tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit
matahari. Kita sering menyebut komet sebagai bintang berekor Sebetulnya
pernyataan bintang disini tidak tepat. Komet terbentuk dari es dan debu.
Bagian-Bagian Komet
Bagian-bagian komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen dan ekor. Bagian-bagian komet sebagai berikut.
Inti, merupakan bahan yang sangat padat, diameternya mencapai beberapa kilometer, dan terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet, yang kemudian berubah menjadi gas.
Koma, merupakan daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti.
Lapisan Hidrogen, yaitu lapisan yang menyelubungi koma, tidak tampak oleh mata manusia. Diameter awan hidrogen sekitar 20 juta kilometer.
Ekor, yaitu gas bercahaya yang terjadi ketika komet lewat di dekat matahari.
Inti komet adalah sebongkahan es dan salju. Ekor komet arahnya selalu menjauh dari matahari. Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas. Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus. Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas. Angin matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet. Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih.
Jenis-Jenis Komet
Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Komet berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, komet Kohoutek yang melintas dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.
Komet berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.
Nama nama Komet
Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut :
Komet Halley adalah suatu komet yang terlihat dari bumi setiap 75-76 tahun. Secara resmi diberi nama 1P/Halley, nama umumnya diberikan menurut nama Edmun Halley. Komet ini merupakan komet paling terkenal di antara komet-komet periodik lainnya. Walaupun pada setiap abad banyak komet berperiode panjang yang muncul dengan lebih terang dan dahsyat, Halley adalah satu-satunya komet dengan periode pendek yang tampak dengan mata telanjang, dan karenanya merupakan komet yang tampak dengan mata telanjang yang pasti kembali dalam rentang umur manusia. Kemunculannya sepanjang sejarah memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah manusia, walaupun penampakannya tidak dikenali sebagai obyek yang sama sampai abad ke-17. Komet Halley terakhir muncul di tata surya pada tahun 1986, dan akan muncul kembali pada pertengahan 2061.
Bagian-Bagian Komet
Bagian-bagian komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen dan ekor. Bagian-bagian komet sebagai berikut.
Inti, merupakan bahan yang sangat padat, diameternya mencapai beberapa kilometer, dan terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet, yang kemudian berubah menjadi gas.
Koma, merupakan daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti.
Lapisan Hidrogen, yaitu lapisan yang menyelubungi koma, tidak tampak oleh mata manusia. Diameter awan hidrogen sekitar 20 juta kilometer.
Ekor, yaitu gas bercahaya yang terjadi ketika komet lewat di dekat matahari.
Inti komet adalah sebongkahan es dan salju. Ekor komet arahnya selalu menjauh dari matahari. Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas. Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus. Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas. Angin matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet. Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih.
Jenis-Jenis Komet
Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Komet berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, komet Kohoutek yang melintas dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.
Komet berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.
Nama nama Komet
Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut :
Komet Halley adalah suatu komet yang terlihat dari bumi setiap 75-76 tahun. Secara resmi diberi nama 1P/Halley, nama umumnya diberikan menurut nama Edmun Halley. Komet ini merupakan komet paling terkenal di antara komet-komet periodik lainnya. Walaupun pada setiap abad banyak komet berperiode panjang yang muncul dengan lebih terang dan dahsyat, Halley adalah satu-satunya komet dengan periode pendek yang tampak dengan mata telanjang, dan karenanya merupakan komet yang tampak dengan mata telanjang yang pasti kembali dalam rentang umur manusia. Kemunculannya sepanjang sejarah memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah manusia, walaupun penampakannya tidak dikenali sebagai obyek yang sama sampai abad ke-17. Komet Halley terakhir muncul di tata surya pada tahun 1986, dan akan muncul kembali pada pertengahan 2061.
fakta tentang pluto
Pluto adalah sebuah planet tidak lagi, tapi masih sebuah "planet kerdil" yang sangat menarik dalam Tata Surya, layak kekaguman kita dan bunga. Berikut adalah 10 fakta menarik tentang Pluto. Beberapa Anda mungkin sudah tahu, dan lain-lain akan benar-benar baru.
1. Pluto memiliki suasana
Meskipun rata-rata suhu rata-rata Pluto adalah 44 derajat di atas nol mutlak hanya, planet kerdil memiliki suasana. Bukan suasana seperti yang kita tahu, tapi suasana, tidak kurang.
Ini pertama kali ditemukan kembali pada tahun 1985, ketika para astronom mengamati Pluto lewat di depan bintang. Mereka mampu menghitung sedikit peredupan sebagai atmosfer lewat di depan bintang, sebelum Pluto sendiri diblokir bintang seluruhnya. Dari pengamatan, mereka mampu menghitung bahwa ia memiliki sebuah amplop tipis nitrogen dioksida, metana dan karbon.
Seperti Pluto bergerak menjauh dari Matahari, suasana ini menjadi terlalu dingin sehingga membeku ke permukaan. Dan kemudian sebagai planet kerdil menghangatkan lagi, menguap lagi atmosfer, membentuk gas di sekitarnya.
2. Pluto memiliki 3 bulan
Anda mungkin telah mendengar bahwa Pluto memiliki bulan besar yang disebut Charon (lebih pada nanti), tetapi apakah Anda tahu bahwa itu benar-benar memiliki 3 bulan secara total. Charon adalah satu besar, dengan massa sekitar setengah dari Pluto.
Dua bulan tambahan, Nix dan Hydra, ditemukan oleh para astronom menggunakan Teleskop Ruang Angkasa Hubble pada 15 Mei 2005. Mereka awalnya disebut S/2005 P1 dan S/2005 P2, dan kemudian diberi nama terakhir mereka pada 21 Juni 2006.
Mereka butuh waktu lama untuk menemukan karena mereka begitu kecil. Nix hanya 46 km di seluruh, sementara Hydra adalah 61 km di seluruh.
3. Pluto memiliki tidak dibersihkan keluar orbitnya
Meskipun Pluto mengorbit Matahari dan itu bulat, itu bukan sebuah planet. Dan itu karena Pluto belum membersihkan orbitnya dari bahan. Ini adalah alasan bahwa International Astronomical Union memilih untuk menurunkan dari planet planet kerdil pada tahun 2006.
Hanya untuk memberikan ide, jika Anda menjumlahkan massa dari semua benda-benda lain di orbit Pluto, massa Pluto hanya akan menjadi sebagian kecil dari jumlah itu. Bahkan, hanya akan 0,07 kali lebih besar sebagai segala sesuatu yang lain. Sebagai perbandingan, jika Anda melakukan hal yang sama dengan semua bahan lain di orbit Bumi, planet kita akan menjadi 1,5 juta kali lebih besar.
Dan itulah mengapa Pluto bukan sebuah planet.
4. Pluto sebenarnya sistem biner
Anda akan berpikir Charon yang mengorbit Pluto, namun sebenarnya, Pluto dan Charon mengorbit satu titik yang sama dalam ruang. Dalam kasus Bumi dan Bulan, kita benar-benar mengorbit sebuah titik yang sama, tetapi tempat yang ada dalam bumi. Dalam kasus Pluto dan Charon, bagaimanapun, bahwa titik yang sama di atas permukaan Pluto.
Sebelum Pluto diturunkan menjadi planet kerdil, para astronom memikirkan mengklasifikasikannya sebagai sistem planet biner. Dan kemudian sebagai sistem planet kerdil biner. Mungkin itu akan membantu memulihkan beberapa kemuliaan yang hilang.
5. Pluto dinamai dewa, bukan anjing
Jika Anda berpikir Pluto adalah bernama setelah karakter Disney, Anda salah. Ini sebenarnya bernama setelah dewa Romawi bawah. Dan Charon adalah penambang yang membawa jiwa-jiwa di sungai Styx.
Ketika pertama kali ditemukan, Pluto hanya diberi nama Planet X, tetapi kemudian penemu diperlukan untuk datang dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih permanen. Nama Pluto Venetia Burney disarankan oleh, sebuah 11-tahun sekolah gadis berusia di oxford, Inggris. Dia pikir itu nama yang bagus untuk seperti world.It dingin, gelap diteruskan kepada penemunya dan mereka menyukainya cukup untuk membuatnya resmi.
6. Pluto bisa lebih dekat daripada Neptunus.
Untuk sebagian besar orbitnya, Pluto lebih jauh dari Neptunus, menjangkau sejauh 49 unit astronomi (49 kali jarak dari Bumi ke Matahari). Tetapi memiliki seperti eksentrik, orbit elips bahwa hal itu akan lebih dekat, mencapai 29 AU belaka. Dan selama waktu itu, itu sebenarnya mengorbit dalam orbit Neptunus. Terakhir kali Pluto dan Neptunus membuat saklar ini adalah antara 7 Februari 1979 dan 11 Februari 1999. Dan mencoba lagi beberapa ratus tahun dan itu akan terjadi lagi.
7. Pluto lebih kecil dari planet manapun, dan bahkan 7 bulan
Pluto kecil. Seberapa kecil? Para astronom baru-baru dihitung bahwa massa adalah 1,31 x 1022 kg (kurang dari 0,24% massa Bumi). Dan diameter hanya 2.390 km di seluruh.
Pada titik ini, itu lebih kecil dari Merkurius, dan tujuh bulan lainnya termasuk: Ganymede, Titan, Callisto, Io, bulan Bumi, Europa, dan Triton.
Dan sekarang para astronom tahu bahwa itu bahkan lebih kecil dari Eris baru ditemukan planet kerdil. Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang seberapa besar Pluto.
8. Jika lebih dekat ke Matahari, Pluto akan komet
Meskipun ini bukan resmi alasan untuk kehilangan status planet nya, Pluto tak akan bertahan lama jika mendapat lebih dekat ke Matahari. Ini terdiri dari sekitar setengah batu dan es setengah. Ini adalah rasio serupa dengan komet banyak berbatu dalam Tata Surya.
Jika Anda entah bagaimana bisa membawa Pluto lebih dekat ke Matahari, itu akan tumbuh ekor, menjadi sebuah komet spektakuler. Dan selama jutaan tahun, angin surya akan ledakan jauh struktur yang dingin, menyebabkan ia kehilangan massa.
Ini beruntung Pluto tinggal di suatu bagian dingin, gelap dari Tata Surya.
9. Charon mungkin memiliki geyser
Dalam beberapa tahun terakhir, para astronom telah menemukan bahwa beberapa objek di tata surya memiliki geyser es, termasuk Saturnus Enceladus bulan, dan lain-lain mungkin beberapa juga. Tapi Pluto Charon bulan bisa terjadi ini juga.
Para astronom menggunakan Observatorium Gemini di Mauna Kea di Hawaii baru-baru ini muncul bukti bahwa geyser pada Charon menyebarkan hidrat kristal amonia dan air di seluruh permukaan bulan.
Apakah ini benar-benar terjadi? Kita akan segera tahu, karena ...
10. Ada pesawat ruang angkasa akan dengan Pluto sekarang
Mineral
Litosfer terdiri dari batuan dan batuan terdiri dari mineral – mineral
atau batuan merupakan bahan penyusun litosfer, dan batuan merupakan
asosiasi mineral.
- A. Pengertian Mineral
Mineral adalah sebagian besar zat – zat hablur yang ada dalam kerak
bumi serta bersifat homogen fisik maupun kimiawi. Mineral merupakan
persenyawaan anorganik asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap.
Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli ialah bahwa mineral itu
harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat – zat yang mempunyai
sifat yang sama dengan mineral dapat di bentuk dalam laboratorium.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan
komposisi kimia tetapi juga termasuk struktur mineral. Mineral Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan
organik biasanya termasuk)- B. Proses Terbentuknya Mineral
Proses pembentukan endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu proses internal atau endogen dan proses eksternal atau
eksogen. Endapan mineral yang berasal dari kegiatan magma atau
dipengaruhi oleh faktor endogen disebut dengan endapan mineral primer.
Sedangkan endapan endapan mineral yang dipengaruhi faktor eksogen
seperti proses weathering, inorganic sedimentasion, dan organic sedimentation disebut
dengan endapan sekunder, membentuk endapan plaser, residual, supergene
enrichment, evaporasi/presipitasi, mineral-energi (minyak&gas bumi
dan batubara dan gambut).
Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
1. Kristalisasi dan segregrasi magma: Kristalisasi magma merupakan proses utama dari pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.
2. Hydrothermal: Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai
salah satu fluida pembawa bijih utama yang kemudian terendapkan dalam
beberapa fase dan tipe endapan.
3. Lateral secretion: erupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat kuarsa pada batuan metamorf.
4. Metamorphic Processes: umumnya merupakan hasil dari contact dan regional metamorphism.
5. Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative); Exhalations
dari larutan hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi
bawah permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang
berbentuk stratiform.
Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
1. Mechanical Accumulation; Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan placer (placer deposit).
2. Sedimentary precipitates; Presipitasi elemen-elemen tertentu pada lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.
3. Residual processes: Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam
material sisa.
4. Secondary or supergene enrichment; Pelindian (leaching)
elemen-elemen tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan
kemudian presipitasi pada kedalaman menghasilkan endapan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi.
C. UNSUR UTAMA PERSENYAWAAN MINERAL PADA BATUAN DI KERAK BUMI
Terdapat 8 unsur utama penyusun persenyawaan mineral pada batuan di kerak bumi yaitu :
n olivine,
Dikenal karena warna nya yang “olive” berat jenis berkisar antara 3.27 –
3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang
sempurna.
n pyroxene,
Mereka berbagai struktur umum yang terdiri dari rantai
tunggal tetrahedra silika dan mereka mengkristal dalam
sistemmonoklin dan ortorombik. Pyroxenes memiliki rumus XY umum
(Si, Al) 2O6 (di mana X mewakili kalsium, natrium, besi dan
magnesium +2 dan lebih jarang seng, mangan dan lithium iondan
Y merupakan ukuran yang lebih kecil, seperti kromium, aluminium,
besi +3 , magnesium, mangan, skandium, titanium,vanadium
dan bahkan besi +2). Meskipun pengganti aluminiumluas untuk silikon
dalam silikat seperti feldspars dan amphiboles,substitusi terjadi
hanya secara terbatas di pyroxenes paling.
n amphibole,
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau
kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung
besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika
(Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau
tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan
beku dan batuan metamorf.
n mica,
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi
yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe),
aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).
n clay minerals,
Clay mineral adalah pelapukan umum (termasuk pelapukan feldspar) dan rendah suhu produk alterasi hidrotermal.
Clays Mineral yang sangat umum dalam batuan sedimen
berbutir halus seperti serpih, batulumpur, dan batulanau dan batu
tulis metamorf berbutir
halus dan phyllite.
n feldspar
feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya
plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang
mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya
berwarna merah daging hingga putih.
n quartz,
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada
kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna
putih, kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven)
concoidal.
n calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya
berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan
dari binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan
dengan 'lime' dari batu gamping.
D. NAMA – NAMA MINERAL YANG UMUM TERDAPAT PADA BATUAN
Berdasarkan mineralogi, beberapa mineral yang terdapat pada batuan adalah sebagai berikut:
- Batuan beku asam. Batuan ini berwarna cerah, kandungan silika tinggi, 65 – 75 % SiO2, yang dicirikan terutama oleh kehadiran mineral berwarna cerah: kuarsa dan K-feldspar, dan mineral berwarna gelap:biotit. Termasuk kategori ini antara lain adalah Granit dan Riolit.
- Batuan beku basa. Batuan ini berwarna gelap, hitam, kandungan silikanya rendah, 45 – 52 %, yang dicirikan oleh kehadiran mineral cerah plagioklas basa (Ca-plagioklas), dan mineral berwarna gelap yang dominan piroksen. Termasuk kategori ini antara lain adalah Gabro dan Basalt.
- Batuan beku ultrabasa. Batuan ini berwarna gelap, hijau gelap, kandungan silikanya sangat rendah, < 45 %, yang dicirikan terutama oleh kehadiran mineral berwarna gelap olivin dan piroksin, dan tanpa mineral berwarna cerah. Termasuk kategoti ini adalah Peridotit, Dunite, Piroksenit.
- Batuan beku menengah. Batuan ini berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, mengandung silika menengah, 52 – 65 %, yang dicirikan oleh kehadiran mineral-mineral cerahnya plagioklas menengah (Ca-Na plagioklas) yang dominan, dan mineral berwarna gelap yang utama adalah hornblende. Termasuk kategori ini antara lain adalah Andesit dan Diorit.
E. SIFAT – SIFAT FISIK MINERAL
Beberapa dari sifat – sifat fisik yang penting pada mineral :
- 1. Kilap (luster)
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006)
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis :
- Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam :
- Gelena
- Pirit
- Magnetit
- Kalkopirit
- Grafit
- Hematit
b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas :
- Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
- Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
- Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
- Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.
- Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
- Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat
fisiknya ini dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis.
Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang
lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas
kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994)
- 2. Warna (colour)
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat
dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral
karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung
keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh,
kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak
berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna
khas, seperti:
- Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
- Kuning : Belerang (S)
- Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
- Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
- Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
- Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
- Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
- Abu-abu : Galena (PbS)
- Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
- 3. Kekerasan (hardness)
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan
nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang
dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai
kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral
tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan
yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala
Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral
terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .
- 4. Cerat (streak)
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk).
Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian
kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian
dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli
mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu
umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
- Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
- Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
- Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
- Biotite : Ceratnya tidak berwarna
- Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral
(Sapiie, 2006).
- 5. Belahan (cleavage)
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri
pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat
fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral
kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang
belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga
dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau
tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur
kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat
ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung
membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah
melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral,
maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga
arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh
mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.
- 6. Pecahan (fracture)
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah
dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan
pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral
apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan
dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
- Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.
- Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten
- Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
- Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
- Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.
- 7. Bentuk (form)
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk
teratur yang dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang
tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin.
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf
(Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a. Bangun kubus : galena, pirit.
b. Bangun pimatik : piroksen, ampibole.
c. Bangun doecahedon : garnet
Mineral amorf misalnya : chert, flint.
Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal
sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang
disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya
bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di
dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan
dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
- Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.
- Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
- Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
- Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan
untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).
- 8. Berat Jenis (specific gravity)
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume
mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan
menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram.
Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya
beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah
berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan
volume butir mineral tersebut.
- 9. Sifat Dalam
Sifat Dalam
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini
adalah
- Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.
- Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.
- Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
- Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.
- Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.
10. Kemagnetan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita
gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi
sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak
mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita
lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut
dengan garis vertical.
11. Kelistrikan
Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
12. Daya Lebur Mineral
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan
dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam
derajat keleburan.
Hidup Bintang
jawaban: Berbeda-beda, tergantung masssanya.
Bayangkan betapa anehnya jika anggota keluarga kalian menua dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bayangkan kakak atau adik kalian tampak seperti berumur 70 tahun, tapi kakek dan nenek kalian tampak masih muda belia.
Ini terdengar tidak biasa bagi manusia tapi sangat biasa bagi bintang. Semua bintang menua dengan kecepatan berbeda-beda, tergantung berapa massa bintang itu ketika baru dilahirkan.
Bintang-bintang dalam foto ini merupakan bagian dari gugus terbuka
NGC 3293, yang beranggotakan sekitar 50 bintang yang seluruhnya
dilahirkan dalam waktu yang hampir bersamaan. Gugus itu sendiri berusia
kurang dari 10 juta tahun. Itu sih masih bayi kalau dalam skala kosmik.
(Bandingkan saja dengan Matahari kita yang berumur 4,6 milyar tahun dan
itu pun masih di pertengahan kala hidupnya).
Tiap bintang anggota gugus tersebut bermassa lebih besar daripada Matahari kita. Sebagai contoh, bintang terbesar berwarna oranye di kanan bawah, adalah sebuah bintang raksasa merah dan massanya sekitar 6,5 kali massa Matahari.
Bintang raksasa merah adalah bintang yang sudah berada di dekat akhir hidupnya, meskipun umurnya lebih muda daripada umur Matahari kita. Karena semua bintang dalam gugus ini diduga terbentuk pada waktu yang sama, tampaknya bintang tersebut telah melewati tahap-tahap hidupnya lebih cepat daripada saudara-saudaranya yang berwarna biru.
Alasan di balik penuaannya yang cepat adalah bintang tersebut lebih masif dan lebih panas daripada bintang-bintang lainnya. Artinya, si bintang akan bersinar lebih terang dan membakar bahan bakarnya lebih cepat daripada saudara-saudaranya yang segugus.
Bayangkan betapa anehnya jika anggota keluarga kalian menua dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bayangkan kakak atau adik kalian tampak seperti berumur 70 tahun, tapi kakek dan nenek kalian tampak masih muda belia.
Ini terdengar tidak biasa bagi manusia tapi sangat biasa bagi bintang. Semua bintang menua dengan kecepatan berbeda-beda, tergantung berapa massa bintang itu ketika baru dilahirkan.
Bintang-bintang
dalam foto ini merupakan bagian dari gugus bintang NGC 3292. Gugus ini
beranggotakan sekitar 50 bintang yang terlahir dalam waktu hampir
bersamaan. Hampir semua bintang dilahirkan dalam gugus tersebut, tapi
hanya sekitar 10% yang kita lihat masih hidup di sana. Kredit: ESO/G.
Beccari
Tiap bintang anggota gugus tersebut bermassa lebih besar daripada Matahari kita. Sebagai contoh, bintang terbesar berwarna oranye di kanan bawah, adalah sebuah bintang raksasa merah dan massanya sekitar 6,5 kali massa Matahari.
Bintang raksasa merah adalah bintang yang sudah berada di dekat akhir hidupnya, meskipun umurnya lebih muda daripada umur Matahari kita. Karena semua bintang dalam gugus ini diduga terbentuk pada waktu yang sama, tampaknya bintang tersebut telah melewati tahap-tahap hidupnya lebih cepat daripada saudara-saudaranya yang berwarna biru.
Alasan di balik penuaannya yang cepat adalah bintang tersebut lebih masif dan lebih panas daripada bintang-bintang lainnya. Artinya, si bintang akan bersinar lebih terang dan membakar bahan bakarnya lebih cepat daripada saudara-saudaranya yang segugus.
Pembalikan Kutub Magnet Bumi
Bagaimana
tanggapan Anda jika terbangun di pagi hari dan tiba-tiba semua kompas mengarah
ke selatan, bukan ke utara? Aneh menurut kita, tetapi dikalangan ilmuwan
fenomena ini tak asing, medan magnet bumi telah membalik meskipun tidak dalam
semalam, dan sudah berkali-kali sepanjang sejarah Bumi. Medan magnet dipole
memiliki intensitas perubahan yang sama selama ribuan hingga jutaan tahun,
tetapi terkadang alasan tidak bisa dideteksi dan tiba-tiba saja kutub melemah,
mungkin lebih dari beberapa ribu tahun telah mengalami pembalikan kutub
magnet Bumi (Geomagnetic Reversal).
Baru-baru
ini, sebuah studi yang dikerjakan tim ilmuwan dari Italia, Prancis, Columbia
University dan University of California, Berkeley, mereka membuktikan bahwa
pembalikan kutub magnet terakhir kali terjadi sangat cepat sekitar 786 ribu
tahun yang lalu. Makalah ini akan diterbitkan pada edisi November 2014, dalam
jurnal Geophysical Journal International. pembalikan kutub magnet tercepat yang
pernah tercatat dalam waktu kurang dari 100 tahun, dan bagaimana kondisi
kehidupan saat itu?
Pembalikan Kutub Magnet Bumi
Menurut
Courtney Sprain, mahasiswa pascasarjana UC Berkeley, temuan ini merupakan salah
satu catatan terbaik yang pernah dimiliki yang menjelaskan kondisi apa saja
yang pernah terjadi selama pembalikan, dan seberapa cepat pembalikan kutub
magnet bisa terjadi. Penemuan merupakan bukti baru yang menjelaskan bahwa
intensitas medan magnet bumi menurun 10 kali lebih cepat daripada biasanya,
sehingga beberapa ahli geofisika memprediksikan pembalikan kutub magnet dalam
beberapa ribu tahun.
Meskipun pembalikan
kutub magnet dianggap sebagai peristiwa perubahan ukuran planet yang
disebabkan oleh konveksi pada inti besi Bumi, tidak ada bencana yang berhasil
didokumentasikan terkait dengan pembalikan kutub terakhir kali, termasuk
catatan geologi dan biologis tidak menyebutkan adanya bencana. tetapi pada saat
ini, menurut ilmuwan bahwa pembalikan kutub berpotensi mengacaukan jaringan
listrik dan menghasilkan arus magnet yang mungkin mengarah ke bawah.
Dalam
studi umum, medan magnet bumi melindungi kehidupan dari partikel energik yang
dilepaskan matahari dan sinar kosmis. Padahal, keduanya dapat menyebabkan
mutasi genetik, melemahnya atau hilangnya gaya gravitasi sebelum pembalikan
permanen, dimana hal ini dapat meningkatkan kanker. Bahaya bagi makhluk hidup
jauh lebih besar jika pembalikan kutub magnet didahului periode panjang
'perilaku magnetik' yang tidak stabil.
Studi ini
didasarkan pada pengukuran keselarasan medan magnet pada lapisan sedimen danau
kuno di cekungan Sulmona, Pegunungan Apennine timur wilayah Roma, Italia.
Sedimen danau yang menyatu dengan lapisan abu letusan vulkanik dari provinsi
Romawi, gunung berapi meletus secara berkala termasuk gunung berapi didekat
Sabatini, Vesuvius dan Alban Hills. Leonardo Sagnotti dan tim ilmuwan lainnya
mengukur arah medan magnet beku ke dalam sedimen, dimana jejak ini terakumulasi
didasar danau kuno.
Ilmuwan
menggunakan metode yang luas untuk menentukan usia batuan, mungkin batuan sudah
terbentuk selama ribuan atau miliaran tahun. Proses ini untuk menentukan umur
lapisan abu yang melekat diatas dan dibawah lapisan sedimen, salah satu bukti
yang merekam jejak pembalikan kutub terakhir. Karena sedimen danau berada pada
tingkat yang tinggi dan stabil selama periode 10,000 tahun, tim ilmuwan mampu
menentukan interpolasi tanggal awal lapisan. Bukti ini menunjukkan adanya pembalikan kutub
magnetik yang
disebut transisi Matuyama-Brunhes, sekitar 786 ribu tahun yang lalu.
Yang
paling luar biasa, pembalikan kutub utara-selatan terjadi sangat cepat,
kemungkinan dalam waktu kurang dari 100 tahun. Renne mengatakan, mereka
tidak mengetahui apakah pembalikan Kutub berikutnya akan terjadi tiba-tiba
seperti dahulu, atau tidak akan pernah terjadi lagi. Temuan ini merupakan
masalah bagi dimasa mendatang, dan juga membantu para ilmuwan memahami
bagaimana dan mengapa medan magnet bumi secara berkala membalikkan polaritas.
Dalam catatan magnetik tim ilmuwan asal Italia, menunjukkan bahwa secara tiba-tiba kutub magnet berubah 180 derajat, fenomena ini didahului dengan periode ketidakstabilan yang terjadi lebih dari 6000 tahun. Ketidakstabilan ini termasuk interval kekuatan dua medan magnet rendah (kutub utara dan selatan) masing-masing berlangsung sekitar 2000 tahun. Perubahan yang cepat dalam orientasi kutub mungkin terjadi pada interval pertama yang berkekuatan rendah dimana pembalikan kutub magnet sangat cepat, gejalanya seperti yang terjadi saat ini di kutub utara dan selatan.
Kematian Hitam
The Black Death, disebut juga Wabah Hitam, adalah suatu pandemi hebat yang pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351) dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa. Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi pula epidemi pada sebagian besar Asia dan Timur Tengah, yang menunjukkan bahwa peristiwa di Eropa sebenarnya merupakan bagian dari pandemi multi-regional. Jika termasuk Timur Tengah, India, dan Tiongkok, Maut Hitam telah merenggut sedikitnya 75 juta nyawa. Penyakit yang sama diduga kembali melanda Eropa pada setiap generasi dengan perbedaan intensitas dan tingkat fatalitas yang berbeda hingga dasawarsa 1700-an.
Penamaan
Kejadian awal di Eropa awalnya disebut sebagai
"Mortalitas Besar" (Great Mortality) oleh para penulis
kontemporer. Nama "Maut Hitam" umumnya dianggap berasal dari gejala
khas dari penyakit ini, yang disebut acral necrosis, di
mana kulit penderita menjadi menghitam karena pendarahan subdermal. Catatan
sejarah telah membuat sebagian besar ilmuwan meyakini bahwa Maut Hitam adalah
suatu serangan wabah bubonik yang disebabkan bakteri Yersinia
pestis dan
disebarkan oleh lalat dengan bantuan hewan sepertitikus rumah (Rattus rattus), walaupun ada
juga kalangan yang menyangsikan kebenaran hal ini.
Sejarah
Selama ribuan tahun, tidak ada
penyakit epidemi.
Namun, ketika orang-orang mulai tinggal di kota, infeksi bisa menyebar dengan
lebih mudah. Ketika pedagang dan tentara melakukan perjalanan dari kota ke
kota, mereka membawa bakteri dan virus bersama mereka dan menyebarkan infeksi
ke populasi baru. Anak-anak dalam bahaya terbesar karena hingga abad kesembilan
belas, 50% anak meninggal sebelum usia lima tahun.
Terdapat beberapa teori mengenai asal dari wabah
ini. Salah satu teori yang paling tua adalah bahwa maut hitam berasal dari dataran stepa di Asia tengah. Dari daerah ini, menyebar
menuju Eropa melalui Jalur Sutra dibawa oleh tentara dan pedagang
Mongol. Wabah ini menyebar di Asia dan merebak di Propinsi Hubei, Cina, Pada
tahun 1334. Maut Hitam di Eropa pertama kali dilaporkan berada di Kota Caffa
yang berada di Krimea pada tahun 1347.
Antara 1346
dan 1350 lebih dari sepertiga penduduk Eropa tewas oleh wabah pes (Black Death).
Cara Penyebaran
Wabah penyakit ini muncul melalui tiga varian
penularan. Paling umum merupakan Varian Pes berasal dari pembengkakan kelenjar
getah bening (Bubo) yang muncul di leher korban, ketiak ataupun pangkal paha.
Penyakit ini tumbuh dengan berbagai ukuran, dimulai dari sebesar telur hingga
sebesar apel. Meskipun beberapa orang selamat dari penderitaan, wabah penyakit
ini biasanya hanya memberikan harapan hidup satu minggu pada korban. Penyebaran
wabah Pes bermula dari seranggga (umumnya kutu) yang terinfeksi melalui kontak
langsung dengan hewan pengerat termasuk diantaranya tikus dan marmot yang terinfeksi wabah. Setelah tikus
tersebut mati, kutu menggigit manusia dan menyebarkannya kepada manusia.
Varian kedua
merupakan wabah Pneumonia yang menyerang sistem pernapasan dan disebarkan
hanya dengan menghirup udara yang dihembuskan melalui korban. Wabah penyakit
ini jauh lebih mematikan dibanding wabah Pes, harapan hidup hanya dapat diukur
dalam satu atau dua hari. Varian ketiga merupakan penularan wabah Septicemia, wabah ini
menyerang sistem darah. Berbeda dengan kedua wabah lainnya, varian ini dapat
menyebar melalui gigitan serangga atau hewan pengerat yang telah terinfeksi,
atau melalui kontak dengan manusia yang telah terinfeksi lainnya.
Akibat The Black Death
Tingkat Kematian
Tingkat
kematian dari wabah ini sangat bervariasi di seluruh daerah dan berbeda
tergantung sumbernya. Diperkirakan wabah ini membunuh kurang lebih 200 juta
orang pada abad ke-14.
Wabah ini
membunuh sekitar 40% populasi Mesir pada saat itu. Setengah populasi penduduk Paris
meninggal, Florence Italia kehilangan populasinya dari 110 ribu
orang pada tahun 1338, menjadi sekitar 50 ribu orang pada tahun 1351.60%
penduduk Hamburg dan Bremenmeninggal.
Sebelum tahun 1350, terdapat sekitar 170.000 penduduk di Jerman, dan
angka ini berkurang hampir 40.000 pada 1450. Pada
tahun 1348 wabah ini menyebar dengan sangat cepat sebelum para dokter atau
pemerintah dapat mengetahui asal wabah tersebut, populasiEropa telah berkurang sepertiganya. Pada
kota yang padat, sangat umum ketika setengah penduduknya meninggal karena wabah.
Orang Eropa yang tinggal di daerah yang terisolasi tidak mengalami kerugian
separah yang di kota. Salah satu pihak yang tingkat kematiannya juga tinggi
adalah rahib dan biarawan, karena biasanya mereka yang merawat korban Maut
Hitam.
Di Kawasan
Asia Tenggara termasuk diantaranya Indonesia, belum ditemukan bukti terutama
bukti tertulis mengenai keberadan Maut Hitam dan akibatnya kepada populasi
penduduk. Hal ini cukup mengherankan mengingat Asia Tenggara terutama
Indonesia, termasuk kedalam jalur laut pada Jalur Sutra.
Ramainya perdagangan antara Arab, India, dan Cina, membuat Indonesia sangat
berpotensi untuk terkena wabah ini. Terdapat beberapa teori mengenai asal Maut
Hitam yang berasal dari kawasan Asia Tenggara, tetapi teori-teori ini belum
dapat dibuktikan secara pasti.
Penelitian
Sharon N DeWitte dari University of South Carolina telah memberi dimensi baru
dalam mempelajari wabah Maut Hitam dan memberi tampilan pertama kehidupan
perempuan dan anak-anak selama wabah melanda. Penelitian tentang Maut Hitam
jarang terjadi karena sampel yang digunakan sangat jarang, hanya beberapa
sampel besar yang jelas berasal dari abad ke-14 saat Maut Hitam terjadi.
Menurut analisis Sharon Dewitte, Maut Hitam yang terjadi pada abad ke-14 bukan
wabah pemusnah massal, melainkan ditujukan kepada orang yang lebih lemah dari
segala sisi termasuk usia dan fisik. Orang yang selamat dari Maut Hitam
mengalami masa perbaikan kesehatan dan berumur panjang dimana rata-rata tutup
usia berkisar 70 hingga 80 tahun dibandingkan orang yang hidup sebelum wabah
melanda. Kondisi fisik membantu kelangsungan hidup pasca Maut Hitam, dimana
kesehatan tidak selalu sama tetapi menjelaskan kondisi daya tahan tubuh
bertahan dalam melawan wabah penyakit yang berulang. Secara langsung maupun
tidak langsung, wabah Maut Hitam sangat kuat membentuk pola kematian
berkelanjutan selama beberapa generasi setelah berakhirnya epidemi.
Penganiayaan
Fanatisme dan dan semangat akan religi berkembang
terutama di Eropa karena Maut Hitam. Beberapa kelompok masyarakat Eropa
menyerang kelompok tertentu seperti orangYahudi,
biarawan, orang asing, pengemis, dan peziarah. lepers Mereka mengira bahwa dengan melakukan
itu, akan membantu mengatasi masalah wabah. Pengidap penyakit Kusta dan orang-orang yang memiliki kelainan
kulit atau yang memiliki jerawat yang parah, biasanya akan dikucilkan.
Karena para
dokter pada abad ke-14 kehabisan ide untuk menjelaskan mengenai penyebabnya,
masyarakat Eropa mulai mengubah sudut pandang kepada astrologi, gempa bumi, dan
sumur yang dicemarkan oleh orang Yahudi sebagai alasan untuk penyebab wabah.
Pemerintah di Eropa tidak dapat menyelesaikan masalah karena mereka tidak tahu
mengenai penyebab dan cara penyebarannya.Mekanisme penyebaran wabah pada abad
ke-14 tidak dimengerti oleh orang pada saat itu. Banyak orang kemudian
menyalahkan bahwa ini adalah kemarahan Tuhan.
Ada banyak
serangan terhadap masyarakat Yahudi. Pada
bulan Agustus 1349, komunitas Yahudi di Mainz dan Cologne dimusnahkan. Sebelumnya pada bulan
Februari, penduduk Strasbourg membunuh 2.000 penduduk Yahudi untuk
alasan yang sama. Hingga
tahun 1351, 60 Komunitas besar dan 150 komunitas kecil Yahudi telah dimusnahkan.
Kehilangan Norma Dan Sosialisasi Masyarakat
Giovanni Boccaccio, seorang penulis asal Italia
hidup melalui wabah karena melanda kota Florence pada tahun 1348. Pengalaman ini
mengilhaminya untuk menulis ‘The Decameron‘, kisah
tujuh pria dan tiga wanita yang melarikan diri dari wabah penyakit dengan
melarikan diri ke sebuah villa di luar kota. Cerita Giovanni sangat
menggambarkan keadaan abad pertengahan di Eropa pada waktu itu.
Masing-masing
warga menghindari warga yang lain, hampir tidak ada tetangga yang saling
berhubungan, saudara tidak pernah menghubungi atau hampir tidak pernah
mengunjungi satu sama lain. Wabah penyakit ini lebih buruk dan luar biasa
hingga menyebabkan ayah dan ibu menolak untuk menjenguk anak-anak mereka yang
terjangkit wabah, seolah-olah mereka tidak miliki anak.
Banyak pria
dan wanita jatuh sakit, dibiarkan tanpa perawatan apapun kecuali dari rasa
sosial teman (tapi hanya sedikit), meskipun banyak yang mencoba membayar dengan
upah tinggi tapi tidak memiliki banyak kesempatan memperolehnya.
Nasib yang
sangat menyedihkan menimpa kalangan kelas bawah dan sebagian besar kelas
menengah. Kebanyakan dari mereka tetap tinggal di rumah, hidup dengan
kemiskinan dan harapan keselamatan, ribuan orang jatuh sakit. Mereka tidak
mendapatkan perawatan dan perhatian, hampir semua penderita wabah penyakit
meninggal. Banyak yang mengakhiri hidup di jalan-jalan malam hari dan siang
hari, meninggal di rumah-rumah mereka yang diketahui mati karena tetangga
mencium bau mayat membusuk. Mereka yang lebih peduli tergerak oleh amal agama
akan menyingkirkan mayat-mayat yang membusuk. Dengan bantuan porter, mereka
membawa mayat (yang terkena wabah penyakit) keluar dari rumah dan meletakkannya
di pintu.
Rabu, 28 Januari 2015
nova supernova hipernova dan blackhole
Nova
Nova dalam bahasa latin artinya bintang baru. Ini merupakan sebuah ledakan bintang yang terjadi akibat adanya interaksi dua sistem bintang ganda. Dalam astronomi, bintang memiliki banyak tipe, salah satunya adalah bintang ganda. Bintang ganda adalah dua buah bintang yang saling berinteraksi karena adanya gravitasi dari kedua bintang. Kedua bintang ini tidak bertubrukan dan tidak juga saling menjauh. Nova merupakan ledakan bintang yang terjadi di katai putih dengan terang maksimum -1,1 magnitudo dan minimum hanya 10.5 magnitudo.
Teori menyatakan kalau peristiwa nova terjadi sebagai akibat dari bintang yang kembali menyala setelah tidur panjang, Nova diperkirakan terjadi di permukaan bintang katai putih yang berada di dalam sistem bintang ganda berdekatan. Pasangannya adalah bintang raksasa merah yang jejarinya mengembang sedemikian besar hingga terjadi aliran materi ke katai putih pasangannya. Materi yang masih kaya hidrogen itu mencapai permukaan katai putih yang sangat panas maka dipiculah sebuah ledakan di permukaan bintang yang tiba-tiba cerlang. Itulah mengapapara astronom jaman dahulu mengatakan bintang yang tiba-tiba cerlang disebut bintang baru.
Ini proses terjadinya nova.
Nova terakhir yang dapat diamati manusia di bumi adalah nova delphini yang terjadi di konstelasi (rasi bintang) Delphinus
Supernova
Jika ditilik dari namanya, supernova merupakan peristiwa ledakan bintang yang terjadi lebih besar dari nova. Apakah proses terjadinya supernova sama dengan nova? Jawabnya bisa iya, bisa tidak. Loh?
Supernova milyaran kali lebih terang dari nova dan dikenal sebagai salah stau cara bintang mengakhiri hidupnya. Peningkatan kuat cahayanya kira-kira 8 kali lebih besar dari nova. Supernova sebagai peristiwa ledakan bintang memiliki 2 tipe yang salah satunya mirip nova yang melibatkan bintang katai putih. Kecerlangan supernova bisa 8 magnitudo lebih besar dari nova. Kedua tipe supernova itu adalah:
Tipe Ia : Ledakan yang terjadi pada sistem bintang ganda dimana bintang katai putih mengakresi materi dari bintang pasangannya. Para astronom sendiri masih memperdebatkan bintang pasangan seperti apa dari katai putih yang bisa menciptakan ledakan bintang tipe Ia. Tapi, berdasarkan teori, bintang pasangannya ini bisa memberi massa yang cukup besar bagi bintang katai putih sehingga inti bintang katai putih mencapai kerapatan kritisnya. Akibatnya terjadi pembakaran karbon dan oksigen yang tidak terkontrol sehingga memicu bintang meledak.
Tipe II : Supernova tipe II merupakan ledakan yang terjadi di akhir kehidupan bintang masif (5 – 10 massa Matahari), ketika bintang kehabisan bahan bakar untuk melakukan pembakaran di inti bintang. Jika inti bintang cukup masif maka akan terjadi keruntuhan inti bintang yang memicu terjadinya ledakan supernova. Super nova tipe ini memungkinkan terbentuknya lubang hitam.
Hipernova
Apa itu hipernova? Hipernova adalah peristiwa ledakan bintang yang terjadi ratusan kali lebih cerlang dibandingkan supernova. Wow!
Menurut situs langitselatan.com hipernova mengacu pada kerutuhan inti bintang masif yang massanya lebih dari 30 massa Matahari dan ada teori yang menyatakan lebih dari 100 massa Matahari. Ledakan bintang masif tersebut akan langsung dikelompokkan sebagai hipernova tanpa melihat apakah kecerlangannya lebih cerlang dari supernova pada umumnya atau tidak. Meskipun dalam kenyataan, ketika hipernova terjadi kecerlangannya lebih cerlang dari supernova dan menghasilkan energi 100 kali lebih besar dari supernova.
Teori hipernova mengemukakan beberapa kemungkinan. Yang pertama, hipernova merupakan ledakan bintang yang sangat masif yang berputar sangat cepat dan memiliki medan magnet yang juga sangat besar. Penjelasan lain menyatakan hipernova terjadi katika salah satu bintang dalam bintang ganda bertabrakan dan bergabung dengan bintang pasangannya.
Meskipun belum dapat dipastikan proses mana yang tepat namun yang bisa dipastikan, yang bisa diketahui hanyalah terbentuknya lubang hitam dan pelepasan energi dalam jumlah besar dalam bentuk sinar gamma.
Sinar gamma merupakan bentuk cahaya yang sangat energetik aka kuat yang memiliki energi 10000 – 10 juta lebih banyak dari cahaya yang dilihat mata. Karena itu hipernova saat ini diasosiasikan dengan gamma-ray burst (GRB) yang memancarkan radiasi elektromagnetik sangat kuat dengan total energi jauh lebih besar dari supernova. GRB durasi panjang memiliki jet atau ledakan dasyat yang melesat ke angkasa, dari kutub piringan akresi sementara yang terbentuk di sekeliling lubang hitam di jantung inti bintang yang runtuh. GRB durasi pendek yang juga menciptakan jet diyakini merupakan hasil gabungan dua bintang netron atau bergabungnya bintang netron dan lubang hitam. Secara intrinsik GRB ini jauh lebih cerlang dari supernova.
Secara singkat, hipernova yang juga disebut collapsar merupakan ledakan sinar gamma yang sangat cerlang yang terjadi dari keruntuhan inti bintang yang sangat masif.
Hipernova sendiri sudah ditemukan jejaknya yakni pada MF83 dan NGC5471B, yang berada di galaksi spiral M101. Selain itu jejak hipernova juga ditemukan pada tahun 2002 di M74 ketika salah satu bintang masif meledak. Ledakan sinar gamma. GRB 030329, yang dilihat pada tahun 2003 juga diketahui memiliki spektrum yang cocok dengan ciri-ciri hipernova. GRB yang terjadi pada jarak 2.6 milyar tahun cahaya tersebut terjadi di area Rasi Leo dan diamati oleh High Energy Transient Explorer (HETE-II) milik NASA.
Salah satu bintang yang diduga akan berakhir sebagai hipernova di masa depan adalah bintang Eta Carina di rasi Carina.
Lubang Hitam
Setiap objek yang punya massa di alam semesta akan punya sebuah besaran bernama kecepatan lepas (escape velocity). Kecepatan lepas adalah kecepatan sebuah objek agar bisa lolos dari tarikan gravitasi sebuah objek. Sebagai contoh, kecepatan lepas dari permukaan Bumi adalah sekitar 40.000 km/jam. Artinya, apabila kita ingin lolos dari tarikan gravitasi Bumi, maka dari permukaan tanah kita harus mampu meloncat dengan kecepatan sebesar 40.000 km/jam.
Bagaimana apabila kecepatan lepas sebuah objek mencapai atau bahkan melebihi kecepatan cahaya? Objek seperti inilah yang kita namakan lubang hitam. Medan gravitasi objek seperti ini sangat ekstrim sehingga untuk bisa lepas dari tarikan gravitasinya kita membutuhkan kecepatan cahaya atau bahkan lebih besar dari kecepatan cahaya untuk bisa keluar dari sana. Karena tidak ada objek yang dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya, maka praktis tidak ada partikel apapun yang bisa lolos dari lubang hitam kalau sudah memasuki jarak tertentu dari lubang hitam.
Andaikan kita punya objek dengan massa M, maka kita bisa menghitung jari-jari sebuah bola yang mengungkung massa M tersebut, agar objek tersebut menjadi lubang hitam. Jari-jari ini kita namakan Radius Schwarzschild (yap, cobalah mengucapkan nama ini dalam percobaan pertama), dinamakan menurut fisikawan asal Jerman, Karl Schwarzschild. Dengan demikian, kita juga dapat mendefinisikan lubang hitam sebagai sebuah objek bermassa M yang seluruh massa objek tersebut berada di dalam radius Schwarzschild-nya.
Berapa radius Schwarzschild Bumi, apabila kita ingin mengubah Bumi menjadi sebuah lubang hitam? Kita dapat menghitung bahwa seluruh massa Bumi (Massa Bumi = 5.97 x 1024 kg) harus dipadatkan menjadi bola dengan jari-jari 9 milimeter saja. Ini adalah jari-jari yang hanya sebesar kelereng. Kecil sekali, namun mengandung seluruh massa Bumi.
Apabila misalnya kita ingin menjadikan Matahari sebuah lubang hitam, maka seluruh massa Matahari (Massa Matahari = 2 x 1030 kg) harus dipadatkan ke dalam bola dengan jari-jari 3 kilometer saja. Bola dengan garis tengah 6 kilometer ini, apabila titik pusatnya kita tempatkan di tengah-tengah Lapangan Monas di Jakarta, maka akan mencakup daerah dari Jalan Mangga Besar hingga Taman Suropati. Tidak terlalu besar, namun di dalamnya seluruh massa Matahari. Bayangkan.
Apa yang terjadi apabila sebuah objek berada di sekitar sebuah lubang hitam? Jawabannya adalah: tergantung pada jarak objek tersebut dari lubang hitam. Kita mengamati adanya bintang-bintang yang mengorbit lubang hitam supermasif yang berada di pusat Galaksi kita, dan kita mengamati pula banyak sistem ganda di mana satu pasangannya adalah sebuah lubang hitam dan yang satu lagi adalah bintang normal. Orbit objek-objek ini stabil meskipun mereka mengorbit lubang hitam. Artinya, apabila kita berada pada jarak yang aman maka kita dapat mengorbit sebuah lubang hitam sebagaimana kita mengorbit objek-objek normal lainnya. Jarak aman di mana kita masih dapat mengorbit lubang hitam dalam orbit berbentuk lingkaran adalah 1.5 kali radius Schwarzschild lubang hitam tersebut. Namun, apabila kita berada pada jarak yang sangat dekat dari lubang hitam tersebut, maka kita akan bergerak dalam orbit berbentuk spiral mendekati lubang hitam tersebut, hingga kita mencapai radius Schwarzschild lubang hitam tersebut. Radius Schwarzschild sering disebut juga sebagai “batasan di mana tidak ada jalan untuk kembali” karena pada radius ini, kecepatan lepas akan sama dengan kecepatan cahaya sehingga semua yang masuk akan terperangkap. Batasan tersebut disebut juga sebagai horison peristiwa (atau event horizon dalam Bahasa Inggris) yang berada pada permukaan bola yang jari-jarinya sama dengan radius Schwarzschild.
Dengan demikian Matahari dan Bumi kita tidak akan terpengaruh sama sekali dengan keberadaan lubang supermasif di pusat Galaksi kita. Apabila seandainya Matahari tiba-tiba berubah menjadi lubang hitam tanpa ada perubahan massa (Matahari tidak akan bisa menjadi lubang hitam karena massa Matahari masih terlalu kecil. Dalam proses evolusinya Matahari akan berubah menjadi bintang katai putih), apa yang akan terjadi pada orbit Bumi? Jawabannya: Orbit Bumi tidak akan berubah sama sekali karena massa Matahari tidak berubah. Kita aan tetap melenggang kangkung mengorbit Matahari. Memang suasana akan lebih gelap karena sinar Matahari sudah tidak ada lagi tapi paling tidak kita masih mengorbit Matahari.
Apabila seorang astronot dikirim dari kapsulnya untuk mendekati horison peristiwa (event horizon) yang melingkupi sebuah lubang hitam, maka ia akan mulai dipercepat bergerak menuju ke arah horison peristiwa tersebut. Semakin mendekati horison peristiwa, semakin kecil kemungkinan ia dapat lolos dari lubang hitam. Saat ketika ia memasuki horison peristiwa adalah saat ketika ia tidak dapat lagi kembali. Ada dua efek yang terjadi pada kita dalam perjalanan menuju horison peristiwa ini. Efek pertama adalah terjadinya perubahan jalannya waktu yang dialami si astronot dengan kapsul induknya yang berada jauh dari lubang hitam. Andaikan si astronot kita bekali lampu senter dan kita suruh ia menyinari kapsul induknya dengan seberkas sinar lampu senter setiap satu detik sekali. Kita lalu mengamati dengan aman dari kapsul kita. Semakin si astronot mendekati horison peristiwa, kita mengamati bahwa jeda waktu kita menerima berkas sinar semakin lama dari satu detik, padahal astronot kita terus-menerus menyorotkan sinar lampu setiap satu detik sekali. Sinar lampu senter juga semakin lama semakin kemerahan dan meredup. Pada akhirnya kita tak lagi dapat mengamati berkas sinar dari astronot tersebut. Hal ini karena medan gravitasi yang dilewati astronot kita semakin kuat dan oleh karena itu mendistorsikan kurva ruang-waktu. Distorsi ruang-waktu pada daerah di sekitar horison peristiwa akan membuat jalannya waktu yang diamati si astronot akan berbeda dengan yang kita amati. Ketika sudah mencapai horison peristiwa, seberkas sinar yang dipancarkan dari titik itu akan membutuh waktu tak hingga untuk mencapai kita, dan oleh karena itu tak lagi dapat kita amati. Namun, bagi si astronot waktu akan tetap berjalan seperti biasa…
Efek kedua yang akan dialami si astronot malang kita terjadi karena gaya gravitasi yang mempengaruhi demikian kuatnya, sehingga gaya gravitasi yang ia alami di kaki akan jauh lebih besar daripada yang dialami kepalanya. Akibatnya tubuh si astronot akan memanjang akibat efek ini dan semakin mendekati lubang hitam, efek ini akan semakin menguat hingga akhirnya… yah astronot malang kita akan terobek oleh gravitasi yang demikian hebatnya. Di mana persisnya proses “spagetifikasi” (atau biasa juga disebut efek bakmi) ini bergantung pada massa dari lubang hitam itu sendiri. Pada lubang hitam supermasif, kita dapat memasuki horison peristiwa tanpa mengalami proses spagetifikasi dan akan mengalaminya kemudian saat sudah berada di dalam horison peristiwa. Pada lubang hitam yang lebih kecil, efek bakmi sudah terasa bahkan sebelum kita memasuki horison peristiwa.
Begitu kita masuk ke dalam horison peristiwa, materi penyusun tubuh kita akan menyatu dengan seluruh massa lubang hitam. Dengan demikian, objek apapun yang masuk ke dalam horison peristiwa akan menyatu dengan lubang hitam dan demikian massanya total lubang hitam tersebut akan bertambah.
Bagaimana lubang hitam bisa terbentuk? Lubang hitam seukuran bintang terbentuk ketika sebuah bintang masif (masif di sini maksudnya ia punya massa 25 kali massa Matahari kita atau lebih). Ketika bintang tersebut kehabisan bahan bakar untuk menahan tarikan gravitasinya sendiri, maka bintang masif tersebut akan runtuh ke arah pusatnya. Sebagian dari materi bintang yang tidak ikut membentuk materi bintang akan terlontar kembali ke ruang angkasa dalam wujud ledakan bintang yang dinamakan supernova. Pada akhirnya, lubang hitam yang terbentuk akan memiliki massa beberapa kali massa Matahari kita.
Selain itu kita juga mengenal lubang hitam supermasif. Dari namanya kita bisa mengetahui kalau lubang hitam yang satu ini sangat masif, punya gaya gravitasi yang sangat kuat, dan biasanya hidup di pusat galaksi. Bagaimana sebuah lubang hitam supermasif bisa terbentuk? Berbeda dengan lubang hitam yang massanya kecil, pembentukan dan evolusi lubang hitam supermasif masih menjadi misteri yang terus dicari jawabannya.
Ada beberapa teori yang dikembangkan untuk menjelaskan pembentukan lubang hitam supermasif. Salah satunya adalah bahwa lubang hitam supermasif terbentuk dari lubang hitam generasi awal yang kemudian bertumbuh menjadi besar setelah melahap bintang dan gas yang ada di sekelilingnya. Perlu diingat, persediaan materi di daerah pusat galaksi sangatlah banyak sehingga dapat membantu pertumbuhan lubang hitam yang terbentuk tersebut. Skenario lainnya, lubang hitam supermasif juga bisa terbentuk dari penggabungan lubang hitam yang menjadi inti galaksi-galaksi kecil saat galaksi-galaksi tersebut saling bertabrakan. Hal ini jamak terjadi di masa lalu alam semesta ketika ukuran alam semesta lebih kecil dari sekarang dan interaksi antargalaksi lebih sering terjadi.
Bagaimana kita mengamati keberadaan lubang hitam? Secara definisi lubang hitam tidak memancarkan sinar apa-apa, dan oleh karena seharusnya tidak bisa diamati. Akan tetapi, sebuah lubang hitam juga memiliki gaya gravitasi dan oleh karena itu ia dapat berinteraksi dengan objek-objek di sekitarnya. Astronom banyak mengamati suatu sistem bintang di mana sebuah bintang nampak mengorbit suatu pasangan yang tak terlihat. Bisa jadi ini adalah sebuah lubang hitam, namun bisa jadi pula ini adalah sebuah bintang yang terlalu redup untuk dapat diamati. Di antara sistem-sistem ini, ada juga sistem yang diamati memancarkan radiasi sinar-X, misalnya adalah sistem yang dinamakan Cygnus X-1. Penjelasan terbaik bagi sistem seperti ini adalah: Materi dari bintang yang nampak sedang ditarik oleh pasangan tak nampak. Materi yang jatuh ke pasangan tak nampak itu kemudian bergerak mendekati dalam orbit spiral, semakin mendekat semakin cepat ia bergerak dan akhirnya menjadi panas dan memancarkan sinar-X. Agar mekanisme ini dapat bekerja, ukuran bintang tak nampak ini harus sangat kecil, paling tidak seukuran bintang katai, bintang neutron, atau sebuah lubang hitam. Dari gerak orbit bintang anggota sistem Cygnus X-1 yang tampak, dapat dihitung bahwa massa pasangannya paling tidak adalah 6 kali massa Matahari kita. Massa ini tentunya lebih besar daripada massa maksimal sebuah bintang katai maupun bintang neutron. Oleh karena itu kemungkinan besar Cygnus X-1 adalah sebuah sistem bintang yang beranggotakan sebuah lubang hitam.
Nova dalam bahasa latin artinya bintang baru. Ini merupakan sebuah ledakan bintang yang terjadi akibat adanya interaksi dua sistem bintang ganda. Dalam astronomi, bintang memiliki banyak tipe, salah satunya adalah bintang ganda. Bintang ganda adalah dua buah bintang yang saling berinteraksi karena adanya gravitasi dari kedua bintang. Kedua bintang ini tidak bertubrukan dan tidak juga saling menjauh. Nova merupakan ledakan bintang yang terjadi di katai putih dengan terang maksimum -1,1 magnitudo dan minimum hanya 10.5 magnitudo.
Teori menyatakan kalau peristiwa nova terjadi sebagai akibat dari bintang yang kembali menyala setelah tidur panjang, Nova diperkirakan terjadi di permukaan bintang katai putih yang berada di dalam sistem bintang ganda berdekatan. Pasangannya adalah bintang raksasa merah yang jejarinya mengembang sedemikian besar hingga terjadi aliran materi ke katai putih pasangannya. Materi yang masih kaya hidrogen itu mencapai permukaan katai putih yang sangat panas maka dipiculah sebuah ledakan di permukaan bintang yang tiba-tiba cerlang. Itulah mengapapara astronom jaman dahulu mengatakan bintang yang tiba-tiba cerlang disebut bintang baru.
Ini proses terjadinya nova.
Nova terakhir yang dapat diamati manusia di bumi adalah nova delphini yang terjadi di konstelasi (rasi bintang) Delphinus
Supernova
Jika ditilik dari namanya, supernova merupakan peristiwa ledakan bintang yang terjadi lebih besar dari nova. Apakah proses terjadinya supernova sama dengan nova? Jawabnya bisa iya, bisa tidak. Loh?
Supernova milyaran kali lebih terang dari nova dan dikenal sebagai salah stau cara bintang mengakhiri hidupnya. Peningkatan kuat cahayanya kira-kira 8 kali lebih besar dari nova. Supernova sebagai peristiwa ledakan bintang memiliki 2 tipe yang salah satunya mirip nova yang melibatkan bintang katai putih. Kecerlangan supernova bisa 8 magnitudo lebih besar dari nova. Kedua tipe supernova itu adalah:
Tipe Ia : Ledakan yang terjadi pada sistem bintang ganda dimana bintang katai putih mengakresi materi dari bintang pasangannya. Para astronom sendiri masih memperdebatkan bintang pasangan seperti apa dari katai putih yang bisa menciptakan ledakan bintang tipe Ia. Tapi, berdasarkan teori, bintang pasangannya ini bisa memberi massa yang cukup besar bagi bintang katai putih sehingga inti bintang katai putih mencapai kerapatan kritisnya. Akibatnya terjadi pembakaran karbon dan oksigen yang tidak terkontrol sehingga memicu bintang meledak.
Tipe II : Supernova tipe II merupakan ledakan yang terjadi di akhir kehidupan bintang masif (5 – 10 massa Matahari), ketika bintang kehabisan bahan bakar untuk melakukan pembakaran di inti bintang. Jika inti bintang cukup masif maka akan terjadi keruntuhan inti bintang yang memicu terjadinya ledakan supernova. Super nova tipe ini memungkinkan terbentuknya lubang hitam.
Hipernova
Apa itu hipernova? Hipernova adalah peristiwa ledakan bintang yang terjadi ratusan kali lebih cerlang dibandingkan supernova. Wow!
Menurut situs langitselatan.com hipernova mengacu pada kerutuhan inti bintang masif yang massanya lebih dari 30 massa Matahari dan ada teori yang menyatakan lebih dari 100 massa Matahari. Ledakan bintang masif tersebut akan langsung dikelompokkan sebagai hipernova tanpa melihat apakah kecerlangannya lebih cerlang dari supernova pada umumnya atau tidak. Meskipun dalam kenyataan, ketika hipernova terjadi kecerlangannya lebih cerlang dari supernova dan menghasilkan energi 100 kali lebih besar dari supernova.
Teori hipernova mengemukakan beberapa kemungkinan. Yang pertama, hipernova merupakan ledakan bintang yang sangat masif yang berputar sangat cepat dan memiliki medan magnet yang juga sangat besar. Penjelasan lain menyatakan hipernova terjadi katika salah satu bintang dalam bintang ganda bertabrakan dan bergabung dengan bintang pasangannya.
Meskipun belum dapat dipastikan proses mana yang tepat namun yang bisa dipastikan, yang bisa diketahui hanyalah terbentuknya lubang hitam dan pelepasan energi dalam jumlah besar dalam bentuk sinar gamma.
Sinar gamma merupakan bentuk cahaya yang sangat energetik aka kuat yang memiliki energi 10000 – 10 juta lebih banyak dari cahaya yang dilihat mata. Karena itu hipernova saat ini diasosiasikan dengan gamma-ray burst (GRB) yang memancarkan radiasi elektromagnetik sangat kuat dengan total energi jauh lebih besar dari supernova. GRB durasi panjang memiliki jet atau ledakan dasyat yang melesat ke angkasa, dari kutub piringan akresi sementara yang terbentuk di sekeliling lubang hitam di jantung inti bintang yang runtuh. GRB durasi pendek yang juga menciptakan jet diyakini merupakan hasil gabungan dua bintang netron atau bergabungnya bintang netron dan lubang hitam. Secara intrinsik GRB ini jauh lebih cerlang dari supernova.
Secara singkat, hipernova yang juga disebut collapsar merupakan ledakan sinar gamma yang sangat cerlang yang terjadi dari keruntuhan inti bintang yang sangat masif.
Hipernova sendiri sudah ditemukan jejaknya yakni pada MF83 dan NGC5471B, yang berada di galaksi spiral M101. Selain itu jejak hipernova juga ditemukan pada tahun 2002 di M74 ketika salah satu bintang masif meledak. Ledakan sinar gamma. GRB 030329, yang dilihat pada tahun 2003 juga diketahui memiliki spektrum yang cocok dengan ciri-ciri hipernova. GRB yang terjadi pada jarak 2.6 milyar tahun cahaya tersebut terjadi di area Rasi Leo dan diamati oleh High Energy Transient Explorer (HETE-II) milik NASA.
Salah satu bintang yang diduga akan berakhir sebagai hipernova di masa depan adalah bintang Eta Carina di rasi Carina.
Lubang Hitam
Setiap objek yang punya massa di alam semesta akan punya sebuah besaran bernama kecepatan lepas (escape velocity). Kecepatan lepas adalah kecepatan sebuah objek agar bisa lolos dari tarikan gravitasi sebuah objek. Sebagai contoh, kecepatan lepas dari permukaan Bumi adalah sekitar 40.000 km/jam. Artinya, apabila kita ingin lolos dari tarikan gravitasi Bumi, maka dari permukaan tanah kita harus mampu meloncat dengan kecepatan sebesar 40.000 km/jam.
Bagaimana apabila kecepatan lepas sebuah objek mencapai atau bahkan melebihi kecepatan cahaya? Objek seperti inilah yang kita namakan lubang hitam. Medan gravitasi objek seperti ini sangat ekstrim sehingga untuk bisa lepas dari tarikan gravitasinya kita membutuhkan kecepatan cahaya atau bahkan lebih besar dari kecepatan cahaya untuk bisa keluar dari sana. Karena tidak ada objek yang dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya, maka praktis tidak ada partikel apapun yang bisa lolos dari lubang hitam kalau sudah memasuki jarak tertentu dari lubang hitam.
Andaikan kita punya objek dengan massa M, maka kita bisa menghitung jari-jari sebuah bola yang mengungkung massa M tersebut, agar objek tersebut menjadi lubang hitam. Jari-jari ini kita namakan Radius Schwarzschild (yap, cobalah mengucapkan nama ini dalam percobaan pertama), dinamakan menurut fisikawan asal Jerman, Karl Schwarzschild. Dengan demikian, kita juga dapat mendefinisikan lubang hitam sebagai sebuah objek bermassa M yang seluruh massa objek tersebut berada di dalam radius Schwarzschild-nya.
Berapa radius Schwarzschild Bumi, apabila kita ingin mengubah Bumi menjadi sebuah lubang hitam? Kita dapat menghitung bahwa seluruh massa Bumi (Massa Bumi = 5.97 x 1024 kg) harus dipadatkan menjadi bola dengan jari-jari 9 milimeter saja. Ini adalah jari-jari yang hanya sebesar kelereng. Kecil sekali, namun mengandung seluruh massa Bumi.
Apabila misalnya kita ingin menjadikan Matahari sebuah lubang hitam, maka seluruh massa Matahari (Massa Matahari = 2 x 1030 kg) harus dipadatkan ke dalam bola dengan jari-jari 3 kilometer saja. Bola dengan garis tengah 6 kilometer ini, apabila titik pusatnya kita tempatkan di tengah-tengah Lapangan Monas di Jakarta, maka akan mencakup daerah dari Jalan Mangga Besar hingga Taman Suropati. Tidak terlalu besar, namun di dalamnya seluruh massa Matahari. Bayangkan.
Apa yang terjadi apabila sebuah objek berada di sekitar sebuah lubang hitam? Jawabannya adalah: tergantung pada jarak objek tersebut dari lubang hitam. Kita mengamati adanya bintang-bintang yang mengorbit lubang hitam supermasif yang berada di pusat Galaksi kita, dan kita mengamati pula banyak sistem ganda di mana satu pasangannya adalah sebuah lubang hitam dan yang satu lagi adalah bintang normal. Orbit objek-objek ini stabil meskipun mereka mengorbit lubang hitam. Artinya, apabila kita berada pada jarak yang aman maka kita dapat mengorbit sebuah lubang hitam sebagaimana kita mengorbit objek-objek normal lainnya. Jarak aman di mana kita masih dapat mengorbit lubang hitam dalam orbit berbentuk lingkaran adalah 1.5 kali radius Schwarzschild lubang hitam tersebut. Namun, apabila kita berada pada jarak yang sangat dekat dari lubang hitam tersebut, maka kita akan bergerak dalam orbit berbentuk spiral mendekati lubang hitam tersebut, hingga kita mencapai radius Schwarzschild lubang hitam tersebut. Radius Schwarzschild sering disebut juga sebagai “batasan di mana tidak ada jalan untuk kembali” karena pada radius ini, kecepatan lepas akan sama dengan kecepatan cahaya sehingga semua yang masuk akan terperangkap. Batasan tersebut disebut juga sebagai horison peristiwa (atau event horizon dalam Bahasa Inggris) yang berada pada permukaan bola yang jari-jarinya sama dengan radius Schwarzschild.
Dengan demikian Matahari dan Bumi kita tidak akan terpengaruh sama sekali dengan keberadaan lubang supermasif di pusat Galaksi kita. Apabila seandainya Matahari tiba-tiba berubah menjadi lubang hitam tanpa ada perubahan massa (Matahari tidak akan bisa menjadi lubang hitam karena massa Matahari masih terlalu kecil. Dalam proses evolusinya Matahari akan berubah menjadi bintang katai putih), apa yang akan terjadi pada orbit Bumi? Jawabannya: Orbit Bumi tidak akan berubah sama sekali karena massa Matahari tidak berubah. Kita aan tetap melenggang kangkung mengorbit Matahari. Memang suasana akan lebih gelap karena sinar Matahari sudah tidak ada lagi tapi paling tidak kita masih mengorbit Matahari.
Apabila seorang astronot dikirim dari kapsulnya untuk mendekati horison peristiwa (event horizon) yang melingkupi sebuah lubang hitam, maka ia akan mulai dipercepat bergerak menuju ke arah horison peristiwa tersebut. Semakin mendekati horison peristiwa, semakin kecil kemungkinan ia dapat lolos dari lubang hitam. Saat ketika ia memasuki horison peristiwa adalah saat ketika ia tidak dapat lagi kembali. Ada dua efek yang terjadi pada kita dalam perjalanan menuju horison peristiwa ini. Efek pertama adalah terjadinya perubahan jalannya waktu yang dialami si astronot dengan kapsul induknya yang berada jauh dari lubang hitam. Andaikan si astronot kita bekali lampu senter dan kita suruh ia menyinari kapsul induknya dengan seberkas sinar lampu senter setiap satu detik sekali. Kita lalu mengamati dengan aman dari kapsul kita. Semakin si astronot mendekati horison peristiwa, kita mengamati bahwa jeda waktu kita menerima berkas sinar semakin lama dari satu detik, padahal astronot kita terus-menerus menyorotkan sinar lampu setiap satu detik sekali. Sinar lampu senter juga semakin lama semakin kemerahan dan meredup. Pada akhirnya kita tak lagi dapat mengamati berkas sinar dari astronot tersebut. Hal ini karena medan gravitasi yang dilewati astronot kita semakin kuat dan oleh karena itu mendistorsikan kurva ruang-waktu. Distorsi ruang-waktu pada daerah di sekitar horison peristiwa akan membuat jalannya waktu yang diamati si astronot akan berbeda dengan yang kita amati. Ketika sudah mencapai horison peristiwa, seberkas sinar yang dipancarkan dari titik itu akan membutuh waktu tak hingga untuk mencapai kita, dan oleh karena itu tak lagi dapat kita amati. Namun, bagi si astronot waktu akan tetap berjalan seperti biasa…
Efek kedua yang akan dialami si astronot malang kita terjadi karena gaya gravitasi yang mempengaruhi demikian kuatnya, sehingga gaya gravitasi yang ia alami di kaki akan jauh lebih besar daripada yang dialami kepalanya. Akibatnya tubuh si astronot akan memanjang akibat efek ini dan semakin mendekati lubang hitam, efek ini akan semakin menguat hingga akhirnya… yah astronot malang kita akan terobek oleh gravitasi yang demikian hebatnya. Di mana persisnya proses “spagetifikasi” (atau biasa juga disebut efek bakmi) ini bergantung pada massa dari lubang hitam itu sendiri. Pada lubang hitam supermasif, kita dapat memasuki horison peristiwa tanpa mengalami proses spagetifikasi dan akan mengalaminya kemudian saat sudah berada di dalam horison peristiwa. Pada lubang hitam yang lebih kecil, efek bakmi sudah terasa bahkan sebelum kita memasuki horison peristiwa.
Begitu kita masuk ke dalam horison peristiwa, materi penyusun tubuh kita akan menyatu dengan seluruh massa lubang hitam. Dengan demikian, objek apapun yang masuk ke dalam horison peristiwa akan menyatu dengan lubang hitam dan demikian massanya total lubang hitam tersebut akan bertambah.
Bagaimana lubang hitam bisa terbentuk? Lubang hitam seukuran bintang terbentuk ketika sebuah bintang masif (masif di sini maksudnya ia punya massa 25 kali massa Matahari kita atau lebih). Ketika bintang tersebut kehabisan bahan bakar untuk menahan tarikan gravitasinya sendiri, maka bintang masif tersebut akan runtuh ke arah pusatnya. Sebagian dari materi bintang yang tidak ikut membentuk materi bintang akan terlontar kembali ke ruang angkasa dalam wujud ledakan bintang yang dinamakan supernova. Pada akhirnya, lubang hitam yang terbentuk akan memiliki massa beberapa kali massa Matahari kita.
Selain itu kita juga mengenal lubang hitam supermasif. Dari namanya kita bisa mengetahui kalau lubang hitam yang satu ini sangat masif, punya gaya gravitasi yang sangat kuat, dan biasanya hidup di pusat galaksi. Bagaimana sebuah lubang hitam supermasif bisa terbentuk? Berbeda dengan lubang hitam yang massanya kecil, pembentukan dan evolusi lubang hitam supermasif masih menjadi misteri yang terus dicari jawabannya.
Ada beberapa teori yang dikembangkan untuk menjelaskan pembentukan lubang hitam supermasif. Salah satunya adalah bahwa lubang hitam supermasif terbentuk dari lubang hitam generasi awal yang kemudian bertumbuh menjadi besar setelah melahap bintang dan gas yang ada di sekelilingnya. Perlu diingat, persediaan materi di daerah pusat galaksi sangatlah banyak sehingga dapat membantu pertumbuhan lubang hitam yang terbentuk tersebut. Skenario lainnya, lubang hitam supermasif juga bisa terbentuk dari penggabungan lubang hitam yang menjadi inti galaksi-galaksi kecil saat galaksi-galaksi tersebut saling bertabrakan. Hal ini jamak terjadi di masa lalu alam semesta ketika ukuran alam semesta lebih kecil dari sekarang dan interaksi antargalaksi lebih sering terjadi.
Bagaimana kita mengamati keberadaan lubang hitam? Secara definisi lubang hitam tidak memancarkan sinar apa-apa, dan oleh karena seharusnya tidak bisa diamati. Akan tetapi, sebuah lubang hitam juga memiliki gaya gravitasi dan oleh karena itu ia dapat berinteraksi dengan objek-objek di sekitarnya. Astronom banyak mengamati suatu sistem bintang di mana sebuah bintang nampak mengorbit suatu pasangan yang tak terlihat. Bisa jadi ini adalah sebuah lubang hitam, namun bisa jadi pula ini adalah sebuah bintang yang terlalu redup untuk dapat diamati. Di antara sistem-sistem ini, ada juga sistem yang diamati memancarkan radiasi sinar-X, misalnya adalah sistem yang dinamakan Cygnus X-1. Penjelasan terbaik bagi sistem seperti ini adalah: Materi dari bintang yang nampak sedang ditarik oleh pasangan tak nampak. Materi yang jatuh ke pasangan tak nampak itu kemudian bergerak mendekati dalam orbit spiral, semakin mendekat semakin cepat ia bergerak dan akhirnya menjadi panas dan memancarkan sinar-X. Agar mekanisme ini dapat bekerja, ukuran bintang tak nampak ini harus sangat kecil, paling tidak seukuran bintang katai, bintang neutron, atau sebuah lubang hitam. Dari gerak orbit bintang anggota sistem Cygnus X-1 yang tampak, dapat dihitung bahwa massa pasangannya paling tidak adalah 6 kali massa Matahari kita. Massa ini tentunya lebih besar daripada massa maksimal sebuah bintang katai maupun bintang neutron. Oleh karena itu kemungkinan besar Cygnus X-1 adalah sebuah sistem bintang yang beranggotakan sebuah lubang hitam.
blek hol alias lubang hitam
Lubang hitam atau Black Hole adalah
sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya
gravitasi yang sangat besar.Gaya gravitasi yang sangat besar ini
mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan
kuantum.Medan gravitasi begitu kuat sehingga 8 kecepatan lepas di
dekatnya mendekati kecepatan cahaya.
Misteri lubang hitam yg bertebaran di jagad raya dapat dikatakan hampir mirip dengan konserp rentetan kejadian-kejadian aneh yg terjadi di kawasan Segitiga Bermuda.
Tapi berbeda dg kasus-kasus di Segitiga Bermuda yg rata-rata menelan kapal laut maupun pesawat terbang, black hole dapat berukuran lbh besar dari matahari dan mampu menarik dan menelan apa saja yg berada di dekat nya termasuk planet-planet. Bahkan partikel cahaya pun tidak mampu untuk meloloskan diri dari tarikan gravitasi black hole yg super dashyat.
Istilah “lubang hitam” telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali.
Proses Terbentuk nya Black Hole
Teori lubang hitam dikemukakan lebih dr 200 tahun yg lalu.Pada 1783 , ilmuwan John Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan wujud nya sebuah lubang hitam setelah beliau meneliti dan mengkaji teori gravitas Isaac Newton.
Beliau berpendapat, jika objek yg dilemparkan tegak lurus ke atas, maka ia akan terlepas dr pengaruh gravitasi Bumi setelah mencapai kecepatan lebih dr 11 km/s, maka tentu ada planet atau bintang lain yg memiliki gravitasi lebih besar daripada Bumi.
Istilah “lubang hitam” pertama kali digunakan oleh ahli fisika Amerika Serikat, John Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler memberi nama demikian karena lubang hitam tidak dapat dilihat, karena cahaya turut tertarik ke dalam nya sehingga kawasan di sekitar nya menjadi gelap. Menurut teori evolusi bintang, lubang hitam berasal dr sejenis bintang biru yang memiliki suhu permukaan lebih dari 25.000 derajat Celcius.
Ketika pembakaran hidrogen di bintang biru yg memakan waktu kira-kira 19 juta tahun selesai, ia akan menjadi bintang biru raksasa. Kemudian,bintang itu menjadi dingin dan menjadi bintang merah raksasa. Dalam fase itulah,akibat tarikan gravitasi nya sendiri, bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat atau sering disebut dengan Supernova dan menghasilkan 2 jenis bintang yaitu bintang Netron dan Black Hole.
Pertumbuhan Black Hole
Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan tersedot. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menyedot apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menyedot material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya.
Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak tersedot masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, dimana hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.
Cakram gas
Dengan sifatnya yang tidak bisa dilihat, pertanyaan kemudian adalah bagaimana mendeteksi adanya suatu lubang hitam? Kesempatan yang paling baik untuk mendeteksinya, diakui para ahli, adalah bila ia merupakan bintang ganda (dua bintang yang berevolusi dan saling mengelilingi). Lubang hitam akan menyedot semua materi dan gas-gas hasil ledakan termonuklir bintang di sekitarnya. Dari gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu akan menjadi sangat panas (hingga 2 juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari sinar-X inilah para ahli memulai langkah untuk menjejak lubang hitam.
Pada 12 Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical Satellite SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai Kenya. Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa biru, yakni HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya dari bumi) mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi secara langsung.
Cygnus X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir HDE226868 yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan berukuran lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam. Selain Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus X-3 dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus. Dua yang disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339 sumber sinar-X lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru.
Eksplorasi sumber sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy Astronomical Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini menemukan bintang ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1 serta V861 Scorpii dan GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.
Tahun 1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop Chandra, guna menyingkap misteri lubang hitam. The Chandra X-ray Observatory sepanjang 45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi tinggi dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima Sakti berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang benar demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan, bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam!
“Dugaan semacam itu sungguh sangat dekat dengan kenyataan,” kata Frederick Baganoff yang memimpin penelitian, September 2001, kepada Reuters di Washington. Para ilmuwan pun mulai melebarkan pencarian terhadap putaran gas di sekitar tepi-tepi jurang ketiadaan ini, layaknya mencari pusaran air.
Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan. Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah nanti pada saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat raya? (ron)
Bila ditelusuri istilah lubang hitam, sebenarnya belum lah lama populer. Dua kata ini pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa dilihat. Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam.
Dengan tidak bisa lepasnya cahaya, serta merta sekilas kita bisa membayangkan sendiri kira-kira seberapa besar gaya gravitasi dari lubang hitam. Untuk mulai menghitungnya, ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di alam mencapai 300 juta meter per detik. Masya Allah. Lalu, apalah jadinya bila benar sebuah wahana buatan manusia tersedot ke dalam lubang hitam? Dalam hitungan sepersejuta detik saja, tentunya dapat dipastikan wahana tersebut sudah remuk menjadi bubur.
Lebih dua ratus tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1783. pemikiran akan adanya monster kosmis bersifat melenyapkan benda lainnya ini sebenarnya pernah dilontarkan oleh seorang pendeta bernama John Mitchell. Mitchell yang kala itu mencermati teori gravitasi Isaac Newton (1643-1727) berpendapat, bila bumi punya suatu kecepatan lepas dari Bumi 11 km per detik (sebuah benda yang dilemparkan tegak lurus ke atas baru akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi setelah melewati kecepatan ini), tentu ada planet atau bintang lain yang punya gravitasi lebih besar. Mitchell malah memperkirakan di kosmis terdapat suatu bintang dengan massa 500 kali matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari permukaannya sendiri.
Lalu, bagaimana sebenarnya lubang hitam tercipta? Menurut teori evolusi bintang (lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut dari lubang hitam adalah sebuah bintang biru. Bintang biru merupakan julukan bagi deret kelompok bintang yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari. Disebutkan para ahli fisika kosmis, ketika pembakaran hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira memakan waktu 10 juta tahun), ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi bintang maha raksasa merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat atau biasa disebut sebagai Supernova.
Supernova ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang netron dan lubang hitam. Bintang netron (disebut juga Pulsar atau bintang denyut) terjadi bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari tiga kali massa matahari. Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas tadi.
Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak atau dirumuskan F ยต 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya.
Para ilmuwan menghitung, seandainya benda bermassa seperti bumi kita ini akan menjadi lubang hitam, agar gravitasinya mampu mencegah cahaya keluar, maka benda itu harus dimampatkan menjadi bola berjari-jari 1 cm!
Fakta2 Menarik mengenai BlackHole
Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri.
Di bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak dari singularitas sentral.
Apabila Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas.
Lubang-lubang hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya.
Seperti yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan selesai setelah 10^ 67 tahun.
Lubang hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X. Sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.
Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat. Pernah adanya pendapat dari Prof.JownKin.H.Steel :
Bahwa “Suatu hari nanti Bumi Beserta WAKTU-WAKTU-nya akan terserap habis oleh Monster Gravity ini”
Misteri lubang hitam yg bertebaran di jagad raya dapat dikatakan hampir mirip dengan konserp rentetan kejadian-kejadian aneh yg terjadi di kawasan Segitiga Bermuda.
Tapi berbeda dg kasus-kasus di Segitiga Bermuda yg rata-rata menelan kapal laut maupun pesawat terbang, black hole dapat berukuran lbh besar dari matahari dan mampu menarik dan menelan apa saja yg berada di dekat nya termasuk planet-planet. Bahkan partikel cahaya pun tidak mampu untuk meloloskan diri dari tarikan gravitasi black hole yg super dashyat.
Istilah “lubang hitam” telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali.
Proses Terbentuk nya Black Hole
Teori lubang hitam dikemukakan lebih dr 200 tahun yg lalu.Pada 1783 , ilmuwan John Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan wujud nya sebuah lubang hitam setelah beliau meneliti dan mengkaji teori gravitas Isaac Newton.
Beliau berpendapat, jika objek yg dilemparkan tegak lurus ke atas, maka ia akan terlepas dr pengaruh gravitasi Bumi setelah mencapai kecepatan lebih dr 11 km/s, maka tentu ada planet atau bintang lain yg memiliki gravitasi lebih besar daripada Bumi.
Istilah “lubang hitam” pertama kali digunakan oleh ahli fisika Amerika Serikat, John Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler memberi nama demikian karena lubang hitam tidak dapat dilihat, karena cahaya turut tertarik ke dalam nya sehingga kawasan di sekitar nya menjadi gelap. Menurut teori evolusi bintang, lubang hitam berasal dr sejenis bintang biru yang memiliki suhu permukaan lebih dari 25.000 derajat Celcius.
Ketika pembakaran hidrogen di bintang biru yg memakan waktu kira-kira 19 juta tahun selesai, ia akan menjadi bintang biru raksasa. Kemudian,bintang itu menjadi dingin dan menjadi bintang merah raksasa. Dalam fase itulah,akibat tarikan gravitasi nya sendiri, bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat atau sering disebut dengan Supernova dan menghasilkan 2 jenis bintang yaitu bintang Netron dan Black Hole.
Pertumbuhan Black Hole
Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan tersedot. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menyedot apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menyedot material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya.
Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak tersedot masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, dimana hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.
Cakram gas
Dengan sifatnya yang tidak bisa dilihat, pertanyaan kemudian adalah bagaimana mendeteksi adanya suatu lubang hitam? Kesempatan yang paling baik untuk mendeteksinya, diakui para ahli, adalah bila ia merupakan bintang ganda (dua bintang yang berevolusi dan saling mengelilingi). Lubang hitam akan menyedot semua materi dan gas-gas hasil ledakan termonuklir bintang di sekitarnya. Dari gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu akan menjadi sangat panas (hingga 2 juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari sinar-X inilah para ahli memulai langkah untuk menjejak lubang hitam.
Pada 12 Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical Satellite SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai Kenya. Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa biru, yakni HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya dari bumi) mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi secara langsung.
Cygnus X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir HDE226868 yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan berukuran lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam. Selain Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus X-3 dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus. Dua yang disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339 sumber sinar-X lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru.
Eksplorasi sumber sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy Astronomical Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini menemukan bintang ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1 serta V861 Scorpii dan GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.
Tahun 1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop Chandra, guna menyingkap misteri lubang hitam. The Chandra X-ray Observatory sepanjang 45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi tinggi dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima Sakti berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang benar demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan, bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam!
“Dugaan semacam itu sungguh sangat dekat dengan kenyataan,” kata Frederick Baganoff yang memimpin penelitian, September 2001, kepada Reuters di Washington. Para ilmuwan pun mulai melebarkan pencarian terhadap putaran gas di sekitar tepi-tepi jurang ketiadaan ini, layaknya mencari pusaran air.
Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan. Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah nanti pada saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat raya? (ron)
Bila ditelusuri istilah lubang hitam, sebenarnya belum lah lama populer. Dua kata ini pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa dilihat. Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam.
Dengan tidak bisa lepasnya cahaya, serta merta sekilas kita bisa membayangkan sendiri kira-kira seberapa besar gaya gravitasi dari lubang hitam. Untuk mulai menghitungnya, ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di alam mencapai 300 juta meter per detik. Masya Allah. Lalu, apalah jadinya bila benar sebuah wahana buatan manusia tersedot ke dalam lubang hitam? Dalam hitungan sepersejuta detik saja, tentunya dapat dipastikan wahana tersebut sudah remuk menjadi bubur.
Lebih dua ratus tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1783. pemikiran akan adanya monster kosmis bersifat melenyapkan benda lainnya ini sebenarnya pernah dilontarkan oleh seorang pendeta bernama John Mitchell. Mitchell yang kala itu mencermati teori gravitasi Isaac Newton (1643-1727) berpendapat, bila bumi punya suatu kecepatan lepas dari Bumi 11 km per detik (sebuah benda yang dilemparkan tegak lurus ke atas baru akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi setelah melewati kecepatan ini), tentu ada planet atau bintang lain yang punya gravitasi lebih besar. Mitchell malah memperkirakan di kosmis terdapat suatu bintang dengan massa 500 kali matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari permukaannya sendiri.
Lalu, bagaimana sebenarnya lubang hitam tercipta? Menurut teori evolusi bintang (lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut dari lubang hitam adalah sebuah bintang biru. Bintang biru merupakan julukan bagi deret kelompok bintang yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari. Disebutkan para ahli fisika kosmis, ketika pembakaran hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira memakan waktu 10 juta tahun), ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi bintang maha raksasa merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat atau biasa disebut sebagai Supernova.
Supernova ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang netron dan lubang hitam. Bintang netron (disebut juga Pulsar atau bintang denyut) terjadi bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari tiga kali massa matahari. Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas tadi.
Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak atau dirumuskan F ยต 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya.
Para ilmuwan menghitung, seandainya benda bermassa seperti bumi kita ini akan menjadi lubang hitam, agar gravitasinya mampu mencegah cahaya keluar, maka benda itu harus dimampatkan menjadi bola berjari-jari 1 cm!
Fakta2 Menarik mengenai BlackHole
Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri.
Di bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak dari singularitas sentral.
Apabila Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas.
Lubang-lubang hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya.
Seperti yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan selesai setelah 10^ 67 tahun.
Lubang hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X. Sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.
Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat. Pernah adanya pendapat dari Prof.JownKin.H.Steel :
Bahwa “Suatu hari nanti Bumi Beserta WAKTU-WAKTU-nya akan terserap habis oleh Monster Gravity ini”